18.2 C
New York
Thursday, September 26, 2024

Mafa: Menangkap Dunia Lewat Lensa

“Saat itu bisa berangkat ke sana, karena ada rekomendasi dari kawan jurnalis. Dia juga mengingatkan, ngapain ke sana, momennya udah lewat. Tapi saat itu, selain memang lagi galau, kayak memang terpanggil aja ke sana. Ikuti kata hati,” lanjut Mafa.

Bagi Mafa, saat itu sangat luar biasa, ia yang bukan fotografer profesional apalagi fotografer jurnalistik, bisa mendapatkan momen tersebut. Terutama ketika salah satu karya fotonya, dibeli seharga Rp 25 juta oleh Charity dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dari sana, namanya sebagai fotografer mulai dikenal.

Pada Januari 2014, bersama dua kawan dari komunitas Sendal Jepit, mengadakan pameran tentang foto Sinabung di Galeri Lindi Medan.

Pameran yang berlangsung dari 7-14 Februari 2014 tersebut banyak menarik perhatian, salah satunya tokoh senior fotografi, Oscar Motuloh. Dari sini Mafa mulai mendalami foto jurnalistik.

“Di sisi lain, pameran itu menjadi viral karena tepat di tanggal 31 Januari, setelah kami membuat video teaser pameran, Sinabung kembali meletus dahsyat, memakan banyak korban, dua diantaranya kawan kami fotografer,” kenangnya.

Baca juga: Perempuan dan Fotografi, Menjadi ‘Kaya’ Lewat Karya

Perempuan tangguh: dari musisi hingga fotografer

Sebagai perempuan, tak sekali ia dipandang remeh saat melakukan kegiatan yang identik dengan pria, yakni pemain band dan fotografer.

Jauh sebelum menjadi fotografer, Mafa sudah malang melintang di dunia musik di Kota Medan sebagai pemain bass di band yang beranggotakan perempuan semua, Red Delicious. Aktif dari 1998, dari band Red Delicious hingga band Krim.

“Bukan mau gagah-gagahan, tapi seperti takdir, dari dulu selalu berkecimpung di dunia yang identik dengan pria,” ucapnya sambil tersenyum.

Di dunia musik, walau sudah punya nama, tak membuat bandnya selalu berjalan mulus. Baginya, kegagalan bukan akhir perjalanan. Banyak persimpangan yang membuat kita bisa memilih jalan lain.

Related Articles

Latest Articles