21.1 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Kebutuhan Beras di Sumut Tercukupi dengan Baik

Medan, MISTAR.ID

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumatera Utara (Sumut) menegaskan, kebutuhan beras di Sumut hingga saat ini tercukupi dengan baik. Bahkan, untuk produksi beras tidak ada kekurangan di Sumut.

Hal ini dikatakan Plt Kepala Dinas TPH Sumut Bahruddin Siregar, yang membantah data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut yang merilis data di awal Maret 2022 produksi beras di Sumut pada 2021 yang dilakukan melalui Metedologi Kerangka Sample Area (KSA), tercatat luas panen padi mencapai sekitar 385,40 ribu hektar dengan produksi sebesar 2 juta ton GKG.

Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 1,15 juta ton. Luas panen padi pada 2021 mencapai sekitar 385,40 ribu hektar, mengalami penurunan sebanyak 3,19 ribu hektar atau 0,82 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 388,59 ribu hektar.

Baca Juga:Stok Beras di Bulog Sumut Mencukupi Hingga Tiga Bulan Mendatang

Produksi padi pada 2021 yaitu sebesar 2 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 36,36 ribu ton GKG atau 1,78 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 2,04 juta ton GKG.

Produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1,15 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 20,86 ribu ton atau 1,78 persen dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebesar 1,17 juta ton.

“Jadi ada perbedaan data antara kita dengan pihak BPS. Mereka menggunakan metode KSA sedangkan Dinas TPH Sumut menggunakan data metode Statistik Pertanian (SP) Pangan. Di data SP itu untuk tahun 2020 produksi kita ada 4 jutaan ton GKG, namun di 2021 memang terkoreksi sedikit menjadi 3,9 jutaan ton GKG karena ada luas sawah kita mengalami pengurangan lahan. Biasanya itu terjadi karena lahan tidak dijadikan area sawah atau dijadikan tanaman lainnya. Nah, bila dikonversikan ke beras ada 2,7 juta ton beras yang dihasilkan dari petani kita, sedangkan kebutuhan tahunan di Sumut 1,9 juta ton. Jadi kebutuhan beras kita di tahun 2021 itu masih surplus,” jelasnya, Jumat (4/3/22).

Baca Juga:Stok Beras Bulog Siantar 1800 Ton, Dipastikan Harga Stabil Hingga Awal Tahun Depan

Dijabarkan Bahruddin lagi, kalau menggunakan meteode KSA produksi beras akan sangat kecil. “Kalau kita menggunakan KSA itu panen itu dari luas 385 ribu hektar. Sedangkan luas lahan di Sumut ada 368 ribu hektar. Artinya Sumut hanya dianggap sekali tanam aja dalam 1 tahun,” sebutnya.

Sementara, kondisi real di lapangan, dikatakan Bahruddin, berdasarkan SP mendekati data dari aplikasi miliknya Kementerian Pertanian.

“Jadi, kalau kita melihat KSA luas 385 hektar nah bila diproduksi maka hanya 5,2 ton berarti 2,40 juta ton GKG kalau kita konversikan ke beras 1,5 juta ton saja. Sementara kebutuhan kita itu konsumsi perkapita kita itu rata-rata 116-119 kg per tahun itu berarti kita minus beras kalau KSA, Amartinya minus 400 ribuan. Kalau kita minus pastinya harga melambung dan ketersedian beras ini menipis dan tengkulak ini menimbun beras. Ini yg terjadi kalau kita buat metedologi KSA ini. Kenyataan di lapangan tidak begitu kan,” bebernya didampingi Fahri Kasubag Program Dinas TPH Sumut.

Baca Juga:Puan Maharani Salurkan Beras di Asahan

Untuk itu, Bahruddin berharap, data tersebut bisa diperbaiki secara umum karena BPS sendiri menghitung kondisi lahan sawah dilapangan di mana masih terdapat kurang lebih 25-30 % subsegmen merupakan lahan bukan sawah, sehingga terjadi penurunan dalam perhitungan total luas panen padi di kabupaten/kota.

“Oleh sebab itu, diperlukan perbaikan sebaran segmen dan subsegmen di kabupaten/kota dengan melakukan pemindahan titik sampel area, sehingga segmen Kerangka Sampel Area tepat berada pada lahan sawah. Dan hal ini telah kita sampaikan ke Deputi Bidang Statistik Produksi BPS RI,” pungkasnya.(anita/hm10)

 

Related Articles

Latest Articles