“Pertama adalah aktivitas manusia sebagai sumber bahan pencemar penghasil debu, kotoran, asap, dan lainnya. Kedua, faktor komponen alam penyerap dan penjerap material polusi tadi yang berkurang, misalnya hutan kota yang kualitas dan luasnya yang tidak cukup,” terangnya.
Semestinya, kata Onrizal, kualitas udara di Kota Medan membaik, karena terbantu dengan hujan yang turun berturut-turut dalam beberapa waktu belakangan.
“Namun, kondisinya tetap buruk akibat diduga tinggi sumber penghasil materi partikulat pencemar udara tersebut. Mestinya sumbernya ini yang diatasi, sekaligus menambah dan memperbaiki hutan kota serta daerah terbuka hijau kota,” sebutnya.
Baca juga : Proklim Diharapkan Dapat Membentuk Karakter Masyarakat Tebing Tinggi Tetap Menjaga Lingkungan
Setelah itu, pria yang ahli di Bidang Ekologi dan Konservasi Hutan itu menyebutkan dua opsi solusi yang bisa dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk mengatasi masalah kualitas udara ini.
“Pertama, faktor penyebabnya diatasi dan kedua ruang terbuka hijaunya (RTH) diperbaiki dan ditambah,” tutur Onrizal. (deddy/hm18)
