Kegiatan yang dilaksanakan pada 11 Juli kemarin adalah dialog publik dengan mengundang Polda Sumut, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumut, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan juga lembaga-lembaga sosial lainnya.
“Kalau untuk hari ini kan konferensi pers terkait kriminalisasi dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan beberapa hal salah satu contoh adalah industri ekstraktif PLTU Batubara. Jadi itu bagian dari perebutan ruang hidup rakyat,” jelasnya.
Sementara untuk hari ketiga sekaligus hari terakhir dari acara Festival Demokrasi Damai ini yaitu tentang agraria.
Baca juga : Perayaan Hanuman Jayanti, Hassanudin Dukung Jadi Destinasi Wisata
“Terus kebebasan berekspresi seperti misalnya kawan-kawan dari Cangkang Queer, ada kawan-kawan dari Perempuan Hari Ini, lalu dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), itu akan menyuarakan bagaimana penderitaan dia memperjuangkan UU pokok agraria,” sebutnya.
Pada tanggal 13 Juli besok, lanjut Mimi, bakal diadakan launching energi bersih. Di mana akan diadakan penjualan kaos, lukisan dan lain sebagainya.
“Itu seratus persen keuntungannya akan didonasikan untuk pembelian solar panel yang akan kita pasang di Pesantren Darul Ulum yang terkena dampak dari limbah industri PLTU Batubara,” ujarnya.
