Selain itu, banyak data-data lain yang belum akurat. Maka tugas wartawan harus melakukan verifikasi atau cek ulang agar data tersebut valid.
“Itu sebabnya pergunakan ChatGPT atau ChatGPT akan memberikan dampak besar dalam hal membuat sesuatu lebih cepat dan efisien. Bukan suatu ancaman bagi wartawan. Saya adalah orang yang berpendapat wartawan tidak akan pernah tergantikan oleh AI seperti ChatGPT. Tapi wartawan yang tidak menggunakan ChatGPT akan tersaingi wartawan yang menggunakan ChatGPT,” jelasnya.
Memang hasil karya akan tidak original, oleh sebab itu wartawan harus menggunakan ChatGPT sebagai alat untuk mempercepat wartawan membuat berita.
Baca juga : ChatGPT Berdampak Baik atau Buruk Buat Guru?
“Hanya membantu, jangan buat dia sebagai pembuat berita, agar tulisan teratur dan enak dibaca. Apalagi wartawan yang belum terbiasa menulis, disitulah AI ini berperan,” tegasnya.
Dikatakan Ndorokakung, meski tak memiliki angka pasti tapi penggunaan ChatGPT masih sangat minim oleh wartawan saat ini.
“Berdasarkan pengalaman saya memberikan pelatihan rata-rata hanya 1 orang wartawan yang menggunakan ChatGPT, jadi memang sangat minim. Menurut hemat saya wartawan harus belajar AI tidak hanya ChatGPT saja tapi yang lainnya. Maka, wartawan mengetahui apa kelebihan dan kekurangannya untuk membantu pekerjaannya,” pungkasnya. (anita/hm18)
