8.8 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Cegah Pengungsi Rohingya Masuk, Pemko Medan Kontrol Wilayah

Medan, MISTAR.ID

Menanggapi masuknya para pengungsi rohingya ke Kabupaten Langkat dan Deli Serdang, Pemko Medan terus meningkatkan pengawasan dan kontrol mulai dari kewilayahan. Hal itu guna mengantisipasi masuknya para pengungsi asal Myanmar tersebut ke Kota Medan.

“Setiap hari kita berkoordinasi dengan kecamatan untuk melakukan pengawasan. Seperti yang kemarin ada ditemukan di Jalan Jamin Ginting, mereka sudah kita antar ke imigrasi guna dikembalikan ke komuniti house asalnya di Aceh,” ucap Kepala Badan (Kaban) Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Medan, Andi Mario Siregar saat dikonfirmasi Mistar, Selasa (9/1/24).

Mario memastikan, bahwa sampai saat ini belum ada penambahan jumlah pengungsi rohingya di Kota Medan, yakni masih berjumlah 200 orang.

“Kita berharap tidak ada lagi penambahan pengungsi rohingya di Kota Medan, sebab kita tidak memiliki anggaran untuk membantu mereka. Jadi yang kita bantu saat ini hanya para pengungsi yang terdata di UNHCR serta sudah menetap di Kota Medan selama 8-10 tahun. Ini pun kita sudah terbebani, sebab lebih baik lagi membantu warga kita dahulu,” katanya.

Mario menjelaskan, kemungkinan para pengungsi rohingya tersebut untuk kabur dari komuniti house sangat besar. Sebab, jumlah penjaga mereka di sana hanya 1 orang.

“Jumlah pengungsi di komuniti house   itu banyak, bisa sampai 300 orang, sementara yang menjaga cuma 1 orang. Itu yang kita khawatirkan, mereka bisa dengan gampang kabur dan masuk ke Kota Medan. Kita juga mendapat informasi warga Deli Serdang juga sudah menolak. Makanya kita akan meningkatkan pengawasan agar mereka tidak masuk ke Kota Medan,” jelasnya.

Baca juga: Setelah Dicek, Petugas Tak Temukan Pengungsi Rohingya di Perairan Pantai Cermin

Dalam menentukan kebijakan, sambung Mario, Pemko Medan tidak memiliki hak, kewenangan berada di UNHCR. Dan saat ini, Pemko Medan masih sulit berkoordinasi secara intensif dengan UNHCR.

“Seperti yang saya katakan kemarin, komunikasi kita dengan UNHCR hanya sebatas by phone, sehingga sulit untuk membahas secara intensif. Sebenarnya kita bukan tidak mau menerima secara kemanusiaan, namun kalau terus bertambah tentu akan membuat Pemko Medan kesulitan. Ditambah lagi mereka terkadang suka berdemo, kita bingung harus bagaimana, karena kita tidak punya kewenangan,” ungkapnya.

Penolakan yang kebanyakan terjadi, lanjut Mario, karena mungkin masyarakat sudah melihat kebiasan para pengungsi rohingya ini. Oleh karenanya UNHCR harus membuat komitmen dengan para pengungsi.

“Seperti yang kita kembalikan ke Aceh, mereka disana juga menolak. Berarti kan ada yang tidak baik dari perilakunya. Oleh karenanya, kita harap UNHCR bisa cepat bersikap sehingga para pengungsi tidak bertambah di daerah manapun dan menimbulkan masalah di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (rahmad/hm17)

Related Articles

Latest Articles