Washington, MISTAR.ID
Amerika Serikat (AS) mencatatkan rekor utang tertinggi melampaui 34 triliun dolar AS atau sekitar Rp528,3 ribu triliun. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi yang menandakan tantangan politik dan ekonomi untuk memperbaiki neraca AS pada tahun mendatang.
Anggota parlemen dari Partai Republik dan Gedung Putih pada Juni 2023, sudah sepakat untuk menaikkan sementara batas utang negara untuk menghindari risiko gagal bayar dan perjanjiannya berlaku hingga Januari 2025.
Utang tersebut tumbuh lebih cepat dari perkiraan karena pandemi multi-tahun yang dimulai pada 2020 yang menutup sebagian besar perekonomian AS. Pemerintah meminjam banyak uang pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump dan Presiden saat ini Joe Biden untuk menstabilkan perekonomian dan mendukung pemulihan.
Baca Juga : Amerika Serikat Umumkan Larangan Visa Bagi Pelaku Kekerasan di Tepi Barat
Selanjutnya, kenaikkan utang tersebut terjadi seiring dengan lonjakan inflasi yang mendorong kenaikan suku bunga. Lalu membuat pemerintah lebih mahal untuk melunasi utangnya.
“Sejauh ini, Washington telah mengeluarkan uang seolah-olah kita memiliki sumber daya yang tidak terbatas,” kata profesor ekonomi Universitas Loyola Marymount, Sung Won Sohn dilansir dari Republika, Kamis (4/1/24).
Pada Juni 2023, Kantor Anggaran Kongres memperkirakan dalam proyeksi 30 tahunnya, utang publik akan setara dengan rekor 181 persen aktivitas ekonomi Amerika pada 2053. Meskipun begitu, utang nasional tampaknya tidak menjadi beban bagi perekonomian AS saat ini karena investor bersedia meminjamkan uang kepada pemerintah federal. (mtr/hm24)
