17 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Serangan Ukraina Mempersulit Putin, Peperangan Mulai Berpindah ke Rusia

Moskow, MISTAR.ID

Perang Rusia-Ukraina terus menerus menimbulkan perkembangan teranyar.

Terbaru, Ukraina tengah dalam operasi serangan balasan untuk memukul pasukan Negara Beruang Merah yang menduduki wilayah Donbass.

Serangan balik yang dibuat Kyiv ini nyatanya sudah melebar hingga masuk wilayah negara pecahan Uni Soviet itu. Rabu (30/8/23), sebanyak 6 titik daerah Rusia digempur drone Ukraina, termasuk lapangan terbang tempat mereka menghancurkan pesawat angkut militer.

Baca juga: Rentetan Drone Militer Ukraina Hatam Wilayah Rusia, Pangkalan Udara Hancur

Dilansir Reuters, para pejabat Rusia menyampaikan, serangan terjadi di wilayah Pskov, Bryansk, Ryazan, Kaluga, Orlov dan Moskow. Namun Moskow mengaku, sudah menggagalkan seluruh serangan terhadap Rusia, terlepas dari kerusakan yang terjadi di lapangan.

Gempuran itu sebagai bagian dari rangkaian peningkatan tajam jumlah kendaraan udara tanpa awak atau UAV melakukan serangan dari Ukraina. Dalam beberapa minggu terakhir, serangan dilakukan ke tengah dan selatan Rusia serta ibu kota Moskow dan Krimea.

Khusus Krimea, Kiev terus menerus menargetkan Jembatan Selat Kerch, sebagai penghubung darat antara daratan Rusia dengan Semenanjung Laut Hitam.

Baca juga: Kota Pskov Rusia Jadi Target Serangan Bom

“Perang bakal terjadi di Rusia. Ukraina menunjukkan hal ini bisa mempersulit hidup Rusia dan Putin,” sebut ahli strategi pasar negara berkembang di BlueBay Asset Management, Timothy Ash, mengomentari serbuan itu, dikutip pada Jumat (1/9/23).

Pemakaian drone di perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu poin penting pertempuran. Kiev telah menjadi sasaran ribuan serangan pesawat tak berawak Kremlin selama peperangan. Kondisi yang sama juga dialami Rusia.

Diperkirakan ini dapat berpengaruh pada peta politik dalam negeri Moskow dengan mempengaruhi pandangan masyarakat.

Baca juga: Tiga Pilot Ukraina Gugur Dalam Insiden Tabrakan 2 Pesawat Tempur

Para analis menilai, gempuran tak bakal mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden, Vladimir Putin, terkecuali jika serangan berimbas langsung pada elit.

Kirill Shamiev ilmuwan politik Rusia dan peneliti tamu di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa menuturkan, seluruh serangan drone itu memaksa Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menyalurkan aset pertahanannya dalam jumlah terbatas lebih jauh ke Rusia.

“Itu vital, khususnya bagi aset-aset yang jumlahnya terbatas seperti Pantsir merupakan sistem (rudal anti-pesawat) yang bagus dan kuat di garis depan. Namun saat ini mereka perlu membawa pulang sebagian dari aset dimaksud,” paparnya. (cnbc/hm16)

Related Articles

Latest Articles