13.7 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Pemenang Pilpres AS Ditentukan Lewat Sistem Electoral College

Washington, MISTAR.ID

Pemenang pilpres akan ditentukan lewat sebuah sistem yang bernama Electoral College. Pemenang pilpres AS tidak ditentukan oleh kandidat yang memperoleh suara terbanyak, Selasa (3/11/20).

Sebaliknya, Electoral College di masing-masing negara bagian menentukan hasil dalam sistem pemenang kontroversial, “sistem pemenang mengambil semua (winner-takes-all system)”.

Pelaksanaannya dilakukan setelah popular vote dilakukan. Jumlah pemilih Electoral College tergantung dari luas wilayah negara bagian dan populasinya. Negara bagian California adalah yang terbanyak dengan 55 orang pemilih electoral.

Sistem pemilihan seperti ini telah dibangun selama beberapa periode pemilihan. Hadirnya sistem ini juga disesuaikan dengan bentuk negara yang federal. Electoral College terdiri dari 538 pemilih yang terpilih dalam pemilihan umum sebelumnya. Calon presiden yang mendapatkan mayoritas 270 suara dalam tahap ini akan memenangkan pemilu presiden.

Baca juga: Hari Ini, Pilpres AS Digelar

Hal ini bisa berarti, meski beberapa survei telah mengungkapkan bahwa Biden berhasil memenangkan pemilihan periode ini karena adanya sistem electoral vote maka bisa jadi itu semua tidak berarti.

Setiap negara bagian memiliki sejumlah pemilih berdasarkan populasinya. Para pemilih biasanya akan mendukung kandidat mana pun yang memenangkan suara terbanyak di negara bagian mereka.

Jadi, siapa pun yang memenangkan suara populer di California akan mendapatkan 55 suara Electoral College untuk ditambahkan ke penghitungan kandidat. Misalnya pasangan calon presiden A mendapatkan 8 juta suara di California.

Sementara calon presiden B mendapat 7,5 juta suara. Maka calon presiden A berhak atas 55 orang pemilih electoral yang akan maju ke Electoral College. Biasanya pemilih electoral terdiri dari pemimpin partai setempat, pejabat pemerintah, atau tokoh yang memiliki kedekatan dengan calon presiden.

Baca juga: Ini 4 Atlet Pendukung Joe Biden di Pilpres AS

Electoral College terdiri dari 538 pemilih yang terpilih dalam pemilihan umum sebelumnya. Calon presiden yang mendapatkan mayoritas 270 suara dalam tahap ini akan memenangkan pemilu presiden.

Namun tidak diatur secara tegas di Konstitusi bahwa pemilih electoral harus memilih calon presiden yang sebelumnya mereka dukung. Tidak selamanya calon yang menang pemilu populer berakhir menjadi presiden AS, terutama karena terganjal di Electoral College.

Total ada 538 pemilih. Jumlah itu terdiri dari perwakilan AS sebanyak 435, ditambah jumlah Senator AS sebanyak 100, dan ditambah tiga pemilih tambahan untuk ibu kota Washington DC. Hanya ada dua partai politik utama di AS, yakni Partai Demokrat yang berhaluan kiri dan Partai Republik konservatif.

Sebagian besar negara bagian secara konsisten memilih dengan satu atau lain cara, sehingga menyisakan hanya beberapa negara bagian dengan status “swing”. Capres cenderung memfokuskan sebagian besar kampanye mereka pada negara-negara bagian berstatus “swing” tersebut.

Baca juga: Seminggu Sebelum Pilpres AS, Facebook Blokir Iklan Politik

Tahun ini, negara-negara bagian seperti Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Florida, Iowa, dan Ohio dianggap sebagai medan pertempuran untuk memperoleh suara. Sementara negara-negara bagian yang biasanya memilih Republik seperti Arizona, North Carolina, dan Georgia, juga dianggap sebagai medan pertempuran potensial tahun ini.

Profesor Ilmu Politik di University of Delaware, David Redlawsk mengatakan Electoral College memberikan “negara bagian kecil lebih banyak kekuasaan dalam memilih presiden dibandingkan dengan negara bagian besar”.

Selain itu, dia menambahkan, di bawah “winner-takes-all”, siapa pun yang memberikan suara untuk capres yang tidak memenangkan negara bagian pada dasarnya ia tidak terwakili. Itulah mengapa capres di AS bisa memenangkan suara populer tapi kalah dalam pemilu.

Contoh seperti ini terjadi pada periode 2000. Bush kalah dalam pemilu melawan Al Gore yang mendapat 51 persen suara. Namun Bush menang di Electoral College dengan 271 melawan 266.

Baca juga: Pilpres AS 2020: Joe Biden Unggul Telak dari Trump

Sejarah kembali terulang saat periode pertama Trump mencalonkan diri. Ia kalah jumlah popular vote dari Hillary Clinton pada tahun 2016 dengan hampir tiga juta suara. Namun dia tetap memenangkan pilpres dan menjadi presiden AS setelah meraih 304 suara elektoral.

90 juta warga AS telah nyoblos

Selain Electoral College, ada mekanisme early voting di AS. Dalam hal ini, warga AS bisa memilih sebelum waktu resmi pemilihan. Sejauh ini, lebih dari 91,6 juta warga AS telah memberikan suaranya. Menurut survei di semua 50 negara bagian dan Washington DC yang dilakukan Edison Research, dan Catalist, suara ini mewakili sekitar 43 persen dari pemilih yang terdaftar secara nasional. 16 negara bagian telah menyaksikan lebih dari setengah dari pemilih terdaftar memberikan suara menjelang 3 November.

Baca juga: Pilpres Moldova Digelar Di Tengah Pandemi Covid-19

Secara nasional, lebih dari 91,6 juta surat suara mewakili sekitar 67 persen dari lebih dari 136,5 juta surat suara dalam pemilihan presiden 2016 lalu. Pada Jumat kemarin, Texas dan Hawaii melampaui jumlah total partisipasi mereka dari pemilu 2016.

Sebanyak 35 negara bagian dan Washington DC juga telah melewati setengah dari total pemberian suara mereka pada 2016, termasuk 13 dari 16 negara bagian dengan peringkat paling kompetitif oleh CNN, yakni Texas, Georgia, North Carolina, Nevada, Florida, Arizona, Colorado, Wisconsin, Maine, Iowa, Michigan, Minnesota, dan Nebraska. (cnn/hm07)

Related Articles

Latest Articles