13.8 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Partai PM Nikol Pashinyan Menangkan Pemilu Armenia

Yerevan, MISTAR.ID

Partai Perdana Menteri Nikol Pashinyan keluar sebagai pemenang Pemilu Parlemen di Armenia dengan perolehan suara mayoritas sebesar 53,9 persen suara mengalahkan aliansi pesaing utamanya, mantan Presiden Robert Kocharyan yang hanya meraih 21 persen suara dalam krisis politik yang terjadi akibat kekalahan perang melawan Azerbaijan.

Meski demikian, kemenangan Niko Pashinyan dituduh lawan politiknya sebagai kecurangan pemilu menyusul banyaknya laporan kecurangan pemilu yang diterim lembaga pemilu di negeri itu.

Kemenangan itu ditunjukkan oleh perolehan suara yang resmi selesai dihitung pada Senin (21/6/2021), sebagaimana diwartakan media. Sementara itu aliansi yang dipimpin saingannya, mantan Presiden Robert Kocharyan, berada di urutan kedua dengan 21 persen suara.

Baca juga: Ribuan Massa Tuntut PM Armenia Mundur

Di Armenia, partai atau blok yang menang harus mendapat minimal 50 persen kursi plus satu, dan dapat diberikan kursi tambahan untuk membentuk pemerintahan. Pashinyan beberapa jam sebelumnya sudah mengklaim kemenangan berdasarkan hasil awal, tetapi kubu Kocharyan menggugat penghitungan suara dengan dugaan kecurangan.

Sebanyak empat blok pemilihan dan 21 partai mencalonkan diri dalam pemilu Armenia pada Minggu (20/6/2021), yang menjadi rekor tersendiri. Pemilu Armenia kali ini dipandang sebagai perlombaan Pashinyan (46) dan Kocharyan (66).

“Rakyat Armenia memberikan mandat kepada Partai Kontrak Sipil kami untuk memimpin negara dan saya secara pribadi memimpin negara sebagai perdana menteri,” Pashinyan mengumumkan pada Senin dini hari.

“Kami sudah tahu bahwa kami menang telak dalam pemilu dan kami akan memiliki mayoritas kuat di parlemen,” tambahnya, seraya meminta para pendukung untuk hadir di alun-alun utama Yerevan pada Senin malam.

Baca juga: PM Armenia Tolak Mundur, Oposisi Siap Mogok Nasional

Blok pemilihan Kocharyan berkata tidak akan mengakui klaim Pashinyan atas kemenangan, yang diucapkan saat sekitar 30 persen daerah pemilihan dihitung.

“Ratusan sinyal dari TPS yang bersaksi tentang pemalsuan terorganisir dan terencana menjadi alasan serius kurangnya kepercayaan,” kata blok itu. Mereka menambahkan, tidak akan mengakui hasilnya sampai pelanggaran diketahui.

Pada Minggu malam kejaksaan mengatakan telah menerima 319 laporan pelanggaran. Kemudian enam penyelidikan kriminal dibuka, yang semuanya menyangkut suap selama kampanye. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles