16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Mutasi Baru Covid-19, Inggris Diblokir Ramai-ramai

London, MISTAR.ID

Mutasi jenis baru Covid-19 di Inggris yang disebut menyebar lebih mudah hingga 70 persen mengakibatkan banyak negara ramai-ramai memblokir Inggris dengan menutup penerbangan menuju dan dari negara tersebut untuk menghindari penyebaran virus mematikan itu.

Karenanya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memimpin pertemuan darurat pada Senin (21/12/20) seiring semakin banyaknya negara yang memblokir penerbangan karena mutasi jenis baru virus corona di sana.

Seorang juru bicara mengatakan Boris mengadakan pertemuan komite kedaruratan Ruang Pengarahan Kantor Kabinet (COBR) di London untuk “membahas situasi mengenai perjalanan internasional, khususnya arus pengangkutan yang stabil ke dan keluar dari Inggris. Dilansir media, lebih dari selusin negara Eropa telah melarang penerbangan dan turis dari Inggris.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona di Inggris, Lebih Cepat Menular

Otoritas kesehatan Hong Kong juga mengatakan pihaknya juga akan melarang rute penerbangan Inggris mulai Selasa. Sementara Belanda mengatakan penumpang yang tiba dari Inggris menggunakan kapal feri akan ditolak masuk.

“Di seluruh Eropa, di mana penularan intens dan meluas, negara-negara perlu menggandakan pendekatan pengendalian dan pencegahan mereka,” kata seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada media.

Sebuah sumber dari pemerintah Jerman mengatakan pembatasan perjalanan udara dari Inggris dapat diadopsi oleh seluruh 27 anggota Uni Eropa dan UE juga membahas tanggapan bersama atas pembatasan perjalanan jalur laut, jalan raya, dan kereta api.

Kantor kepresidenan Prancis mengatakan Presiden Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan kepala UE Ursula von der Leyen dan Charles Michel mengadakan konferensi virtual pada Minggu tentang masalah tersebut.

Baca juga: Informasi Varian Baru Virus Corona Inggris Terus Digali

Kemudian pada Minggu malam, Amerika Serikat juga melarang penerbangan dari Inggris. Kanada, Chile, dan Argentina turut melakukan hal serupa. Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dirinya yakin bahwa aturan karantina 14 hari cukup untuk menangani ancaman tersebut. Kanada dan India turut melarang penerbangan dari Inggris.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan meskipun ada kekhawatiran tentang strain virus corona baru tersebut, para ahli UE yakin bahwa itu tidak akan berdampak pada efektivitas vaksin yang sudah ada.

Sementara itu, Boris mengatakan penularan jenis baru Covid-19 telah memaksanya me-lockdown sebagian besar wilayah Inggris selama periode Natal. “Sayangnya strain baru itu di luar kendali. Kami harus mengendalikannya,” kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kepada media.

Baca juga: Inggris Bakal Lockdown London Akibat Lonjakan Covid-19

Sebelumnya penasihat kesehatan Pemerintah Inggris menyebut varian mutasi baru virus penyebab Covid-19 yang menyebar di negara itu memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Simpulan itu berdasarkan data permodelan awal dan tingkat insiden yang melonjak drastis di selatan Inggris.

“Kami telah memperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia dan terus menganalisis data yang tersedia untuk meningkatkan pemahaman kami,” tutur kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty, melalui sebuah pernyataan dikutip dari media.

Meski begitu menurut Whitty, hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan varian mutasi baru tersebut lebih mematikan ataupun dapat mempengaruhi vaksin dan perawatan.

Boris sebelumnya mengumumkan data awal menunjukkan virus yang beredar di London dan tenggara Inggris tersebut lebih mudah menular hingga 70 persen.

Varian baru virus corona pertama kali diumumkan Menteri Kesehatan Inggris awal pekan ini. Saat itu, ia menyebut mutasi baru ini diyakini terkait dengan lonjakan cepat kasus Covid-19 di Inggris selatan dan tenggara. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles