15.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

Lagi, 3 Tewas dan 23 Terluka Akibat Penembakan Di Chicago AS

Chicago, MISTAR.ID

Rentetan penembakan yang terjadi di Amerika Serikat sepanjang akhir pekan mengakibatkan setidaknya tiga orang tewas dan 23 lainnya terluka. Dalam penembakan terbaru, seorang pria ditembak saat dirinya berada di dalam sebuah kendaraan yang terparkir di South Wells. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Stroger Hospital, namun dinyatakan meninggal karena luka tembak yang terlampau parah.

Dalam penembakan fatal lainnya pada Sabtu pagi kemarin, satu orang tewas dan sembilan lainnya terluka. Penembakan terjadi di wilayah Chatham, Chicago, sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Seorang perempuan berusia 29 tahun terkena tembakan di bagian kaki dan perut saat itu, dan kemudian dilarikan ke Pusat Medis Universitas Chicago. Di sana, ia dinyatakan meninggal dunia. Dua pria juga terkena tembakan di bagian tangan dan kaki. Keduanya dibawa ke rumah sakit yang sama dan berada dalam kondisi stabil.

Baca juga: Lagi, Aksi Penembakan Massal di San Jose AS Tewaskan 8 Orang

Dilansir dari laman media, pada Minggu (13/6/21), penembakan lainnya melibatkan perempuan berusia 20 tahun yang duduk di dalam mobil bersama kekasihnya di South Rockwell. Seorang pria tiba-tiba datang dan melepaskan tembakan sembari meneriakkan yel-yel geng kriminal.

Perempuan itu sempat dilarikan ke rumah sakit Mount Sinai Hospital dalam kondisi kritis akibat luka di leher dan tangan kiri. Meski sempat menjalani operasi, korban dinyatakan meninggal dunia.

2021, Lebih 260 Kali Penembakan Massal Terjadi di AS

Laporan terbaru menyebut, lebih dari 260 kali penembakan massal terjadi di AS selama tahun ini, dan 25 di antaranya terjadi pada Juni. Kelompok nirlaba yang melacak penembakan, The Gun Violence Archive, dilansir di media merilis laporan ini, menyusul penembakan massal ke-267 pada Sabtu (12/6/2021), ketika dua orang pria melepaskan tembakan di pusat kota Austin dan menyebabkan belasan orang terluka.

Media mendefinisikan penembakan massal terjadi saat empat orang atau lebih ditembak. Kelompok ini sudah mencatat semua aksi yang tergolong penembakan massal. Bahkan antara Jumat dan Sabtu lalu saja, mereka sudah mencatat setidaknya setengah lusin penembakan.

Ironisnya, penembakan terakhir di Austin, Texas, bertepatan dengan peringatan lima tahun tragedi penembakan klub malam Pulse di Orlando, Florida, yang membuat 49 orang tewas. Serangan Pulse disebut jadi salah satu penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern.

Baca juga: Penembakan Massal Terjadi di Gedung FedEx Amerika Serikat

Di sisi lain, Presiden Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan pada peringatan penembakan itu bahwa kekerasan senjata harus benar-benar dicegah. “Ada lebih banyak yang harus kita lakukan untuk mengatasi epidemi kesehatan masyarakat dari kekerasan senjata dalam segala bentuk,” ujar Biden.

Sementara itu, anggota parlemen AS masih berselisih menanggapi banyaknya aksi penembakan massal. Partai Demokrat kebanyakan mendorong larangan jenis senjata api tertentu.

Sementara Partai Republik menolak banyak upaya untuk meloloskan undang-undang yang lebih ketat. Tanggapi hal ini, Biden telah memberi tahu Departemen Kehakiman untuk mengerjakan sistem bagi negara bagian untuk mulai menggunakan undang-undang terkait senjata.

Biden juga menyarankan untuk membuat aturan “senjata hantu”, yakni senjata yang dirakit di rumah, untuk diperiksa latar belakangnya. Sementara itu, wali kota San Jose, California, sudah mengusulkan agar pemilik senjata membayar biaya tahunan. Mereka juga diharuskan membawa asuransi.Tindakan ini menyusul tewasnya sembilan orang di kotanya setelah penembakan massal di halaman rel di sebuah bengkel pemeliharaan gerbong kereta di San Jose, akhir bulan lalu. (medcom/kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles