22.3 C
New York
Friday, November 1, 2024

Korsel Berupaya Untuk Mendapat Kursi di DK PBB

New York, MISTAR.ID

Korea Selatan (Korsel) mengintensifkan upaya diplomatik di saat-saat terakhir bagi upaya Seoul untuk mendapatkan kursi di Dewan Keamanan (DK) PBB, walau waktu tersisa hanya 10 hari sebelum pemungutan suara.

Korsel, yang terakhir duduk di dewan pada 2013-2014, ingin kembali ke dewan itu untuk periode 2024-2025, dan PBB akan melakukan pemungutan suara untuk pencalonannya tersebut pada 6 Juni.

Andai terpilih, itu akan menandai ketiga kalinya bagi Korsel menjadi salah satu dari 10 anggota tidak tetap DK PBB. Sebelumnya, Korsel menduduki kursi itu selama periode 1996-1997.

Negeri ginseng ini berharap kembali ke dewan itu karena berupaya memperluas perannya dalam kegiatan PBB untuk perdamaian dan keamanan internasional. Kembalinya Korsel ke dewan tersebut juga akan membantu mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea, kata beberapa pejabat.

Baca juga : Kebocoran Dokumen Pentagon Menunjukkan Korea Selatan Pertimbangkan Mengirim Senjata ke Amerika

Korea Utara (Korut), yang menunjukkan sedikit tanda-tanda untuk berdialog, telah meningkatkan pengembangan program nuklir dan rudal mereka.

Penghujung Maret, Pemimpin Korut Kim Jong-un memerintahkan perluasan produksi bahan nuklir untuk peningkatan persenjataannya sebesar-besarnya.

Duta Besar Korsel untuk PBB Hwang Joon-kook mengatakan kepada Kantor Berita Yonhap dalam sebuah wawancara bahwa Seoul akan “mendapatkan pijakan” untuk memainkan peran utamanya dalam urusan global jika mereka memenangkan kursi di dewan tersebut.

“Dewan Keamanan adalah organisasi paling representatif yang bertanggung jawab mewujudkan negara pusat global, negara kontributor global dan negara global yang bertanggung jawab,” kata Hwang.

Jika Korsel kembali ke dewan tersebut, itu “akan menjadi kesempatan memperluas cakrawala diplomatik kami,” kata Hwang.

Hwang mengatakan Korsel kemungkinan akan memenangkan kursi di dewan tersebut karena mereka adalah satu-satunya negara kandidat di Asia.

Anggota tidak tetap saat ini meliputi: Albania, Brasil, Gabon, Ghana, dan Uni Emirat Arab (UEA) – lima negara yang baru terpilih pekan lalu – serta India, Irlandia, Kenya, Meksiko dan Norwegia.

Dewan tersebut mengganti setengah dari anggota tidak tetapnya setiap masa jabatan dua tahun.

Untuk memenangkan kursi tidak tetap, sebuah negara perlu mengamankan sedikitnya dua pertiga suara dari negara-negara yang menghadiri majelis umum, yaitu dari sebanyak 193 negara anggota. (Antara/hm19)

Related Articles

Latest Articles