Kerusuhan Pecah Dalam Unjuk Rasa Tingginya Biaya Hidup di Kenya


kerusuhan pecah dalam unjuk rasa tingginya biaya hidup di kenya
Nairobi, MISTAR.ID
Polisi Kenya menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang memprotes pemerintah karena kenaikan biaya hidup. Demonstrasi menyebabkan kerusuhan yang menyebabkan lebih dari setengah lusin orang tewas.
Pemimpin oposisi veteran Raila Odinga telah mengadakan beberapa protes anti-pemerintah sejak Maret.
Demonstrasi tersebut menimbulkan kekhawatiran di komunitas internasional, yang bergabung dengan seruan untuk solusi politik atas krisis tersebut.
Baca juga: Kerusuhan di Prancis Meluas, Recep Tayyip Erdogan: Rasisme Institusional
Pimpinan Aliansi Azimio, Odinga telah berjanji untuk mengadakan demonstrasi selama tiga hari berturut-turut minggu ini dan pada Rabu (19/7/23) mendesak warga Kenya untuk berdemonstrasi lebih keras besok.
Angka jumlah pengunjuk rasa tidak tersedia, tetapi protes hari Rabu di Nairobi dan kota-kota lain tampak lebih tenang, dengan lebih sedikit laporan vandalisme atau korban dari bentrokan sporadis.
Sekolah dan toko ditutup di Nairobi dan di kantong oposisi di Mombasa dan Kisumu, dan kelompok kecil, kebanyakan pemuda, membakar ban dan bentrok dengan polisi.
Baca juga: Kerusuhan di Prancis Mencekam, Ribuan Warga Ditangkap Polisi
Polisi menembakkan gas air mata ke kelompok pengunjuk rasa di daerah kumuh Kibera Nairobi dan di kota Homa Bay, Kisii dan Migori, semua kubu Odinga, sementara kantor di kawasan bisnis ibu kota sebagian besar ditutup.
Wartawan AFP di Nairobi melihat polisi menangkap tiga pengunjuk rasa, sementara banyak warga Kenya menyatakan frustrasi atas kekacauan itu dan meminta kedua belah pihak untuk mengakhiri konfrontasi.
Ini adalah ketiga kalinya bulan ini Odinga mengadakan unjuk rasa menentang pemerintah. Yang menurutnya tidak sah dan bertanggung jawab atas krisis biaya hidup. Menanggapi hal itu, pemerintah menuduh pihak oposisi menghalangi upaya untuk memperbaiki ekonomi dan memicu kekacauan.
Baca juga: Kerusuhan di Prancis Belum Teratasi, Pemerintah Turunkan Kendaraan Lapis Baja
“Kami tidak menginginkan negara yang penuh dengan kekerasan, konflik, atau perusakan properti,” kata Presiden William Ruto. Saat berkunjung ke kota Kericho di Rift Valley.
“Polisi harus memastikan bahwa mereka berdiri teguh melawan penjahat, geng dan anarkis dan siapa saja yang ingin menimbulkan gangguan,” tambahnya. (Mtr/hm21).
PREVIOUS ARTICLE
Wartawan yang Bekerja di Media AS Ditangkap Sekutu Rusia Belarus