8.8 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Kelompok Houthi Yaman Sandera Kapal Kargo Galaxy Leader dan 25 Awaknya

Jerusalem, MISTAR.ID

Israel mengklaim bahwa kelompok Houthi di Yaman telah menyita kapal kargo milik Inggris dan dioperasikan oleh Jepang di Laut Merah selatan, Minggu (19/11/23).

Pemerintah Netanyahu menggambarkan insiden tersebut sebagai tindakan terorisme Iran dengan konsekuensi bagi keamanan maritim internasional.

Houthi mengatakan bahwa mereka telah menyita sebuah kapal di wilayah tersebut, tetapi menyebutnya sebagai milik Israel.

Baca Juga: Tokoh Libertarian Javier Milei Menangkan Pilpres Argentina

“Kami memperlakukan awak kapal sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai Islam,” kata juru bicara kelompok itu, tanpa merujuk pada versi Israel, seperti dilansir Reuters.

Kelompok Houthi yang diketahui sebagai sekutu Teheran, telah meluncurkan salvo rudal dan drone jarak jauh ke Israel sebagai solidaritas dengan militan Palestina Hamas yang berjuang di Jalur Gaza.

Juru bicara pemerintah Jepang pada hari Senin mengkonfirmasi penangkapan kapal yang dioperasikan oleh Nippon Yusen, Galaxy Leader, dan menambahkan bahwa Jepang sedang mengupayakan bantuan dari pihak Houthis sambil mencari dukungan dari otoritas Saudi, Oman, dan Iran untuk mempercepat pelepasan kapal dan awaknya.

“Kami sangat mengutuk tindakan tersebut,” kata Sekretaris Kabinet Utama Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers sembari menjelaskan tidak ada warga Jepang di antara awak kapal.

Baca Juga: Dua Kali Disampaikan, Jokowi Sebut Joe Biden Tak Respons Gencatan Senjata di Gaza

Galaxy Leader dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di bawah Ray Car Carriers yang berkantor pusat di Isle of Man, merupakan bagian dari Ray Shipping yang berbasis di Tel Aviv, menurut data LSEG.

Sementara itu, seperti dilaporkan APNews, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyalahkan Houthi atas serangan terhadap Galaxy Leader berbendera Bahamas. Kapal kargo pengangkut kendaraan disebut terkait dengan seorang miliarder Israel.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa 25 awak memiliki berbagai kewarganegaraan, termasuk Bulgaria, Filipina, Meksiko dan Ukraina, tetapi tidak ada warga Israel di dalamnya. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles