23 C
New York
Friday, July 5, 2024

Jenazah Terakhir Korban Banjir yang Rendam Underpass di Korsel Berhasil Dievakuasi

Cheongju, MISTAR.ID

Tim penyelamat berhasil menemukan dan mengevakuasi jenazah terakhir dari terowongan atau jalan bawah tanah yang terkena banjir parah di Korea Selatan (Korsel). Dari 41 orang yang meninggal akibat bencana alam di Korea Selatan, sekitar 14 orang ditemukan tewas di kereta bawah tanah yang dilanda banjir sejak akhir pekan lalu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (18/7/23), bencana banjir ini terjadi saat Korea Selatan sedang berada di puncak musim hujannya, saat musim panas masih menyelimuti negara tersebut. Hujan deras yang melanda selama berhari-hari menyebabkan banjir dan tanah longsor yang meluas.

Sungai, waduk, dan bendungan setempat meluap. Lebih banyak hujan diperkirakan dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Update Banjir Korsel: 13 Mayat Ditemukan di Terowongan, Total Korban Jadi 39 Orang

Menurut Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan, sedikitnya 41 orang tewas dan sembilan lainnya masih hilang akibat hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Sebagian besar korban tewas ditemukan terkubur tanah longsor atau jatuh ke waduk yang meluap.

Operasi pencarian dan penyelamatan di terowongan atau underpass sepanjang 430 meter di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara berakhir pada Senin (17/7/23) malam waktu setempat ketika tim penyelamat menemukan jenazah terakhir dan mengevakuasinya.

Underpass tersebut terendam banjir sejak Sabtu (16/7/23) pagi saat arus banjir terlalu kencang sehingga tidak memungkinkan kendaraan yang berada di dalamnya untuk keluar.

Baca juga: Update Banjir Korsel: Korban Tewas Jadi 37 Orang, Tim Penyelamat Terus Berjuang

Menurut Kementerian Dalam Negeri, sebanyak 17 kendaraan, termasuk sebuah bus, terjebak di terowongan bawah tanah yang terendam banjir. Sebanyak 14 orang ditemukan tewas di terowongan bawah tanah.

Kementerian Dalam Negeri menambahkan bahwa terowongan bawah tanah tetap ditutup untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagai bagian dari penyelidikan penyebab insiden fatal tersebut.

Pada Senin (17/7/23) waktu setempat, pemerintah dan polisi Korea Selatan meluncurkan penyelidikan terpisah atas banjir yang menggenangi jalan bawah tanah tersebut. Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan salah urus bencana tersebut, yang mengakibatkan hilangnya banyak nyawa.

Baca juga: Update Banjir Korsel: 9 Jenazah Berhasil Dievakuasi dari Dalam Terowongan

Sebagian besar korban bencana banjir dan tanah longsor itu, 19 tewas dan delapan hilang, berasal dari Provinsi Gyeongsang Utara. Sebagian besar kematian disebabkan oleh tanah longsor besar-besaran di daerah pegunungan yang mengubur rumah penduduk.

Administrasi Meteorologi Korea memperkirakan hujan lebih deras hingga Rabu (18/7/23) waktu setempat. Dan menyarankan masyarakat untuk “menahan diri dari aktivitas di luar ruangan”.

Korea Selatan dikenal sering mengalami banjir selama musim panas yang hujan. Namun negara tersebut secara umum telah mempersiapkan diri dengan baik dan jumlah kematian biasanya relatif rendah.

Baca juga: 33 Orang Tewas Banjir di Korsel, Tim Penyelamat Mencari 19 Mobil yang Tenggelam di Terowongan

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim telah membuat peristiwa cuaca di seluruh dunia menjadi lebih ekstrim dan lebih sering. (Mtr/hm21).

Related Articles

Latest Articles