Kamp yang terletak di dekat Pragati Maidan–tempat utama pertemuan G20 –adalah simbol dari sebagian besar lanskap Delhi.
Banyak dari penduduk kota yang berjumlah 20 juta orang tinggal di daerah yang sebagian besar tidak terencana yang telah tumbuh selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2021, Menteri Perumahan dan Urusan Perkotaan Hardeep Singh Puri mengatakan di parlemen bahwa 13,5 juta orang tinggal di permukiman ilegal di Delhi.
“Pemerintah menghancurkan rumah dan mengusir orang-orang rentan mengatasnamakan peremajaan tanpa peduli apa yang akan terjadi pada mereka,” kata Sunil Kumar Aledia, direktur eksekutif dan anggota pendiri Centre for Holistic Development yang berbasis di New Delhi, yang bekerja dengan tunawisma.
Baca Juga:Â Korsel dan Amerika Serikat Latihan Militer, Pemimpin Korut Awasi Rudal Jelajah Staregis
“Jika ini harus dilakukan, penduduk seharusnya sudah diingatkan sebelumnya dan ditemukan tempat-tempat di mana mereka bisa direhabilitasi,” tambahnya.
Mahkamah Agung India memutuskan bulan lalu bahwa penghuni liar tidak dapat mengklaim hak untuk menduduki tanah umum. Paling banter, mereka bisa meminta waktu untuk mengosongkan tanah umum dan mengajukan permohonan rehabilitasi.
Reklamasi, Bukan Peremajaan
Setidaknya 49 aksi penggusuran dilakukan di New Delhi antara 1 April dan 27 Juli, dengan hampir 230 hektar tanah pemerintah yang direklamasi, kata Kaushal Kishore, Menteri Muda Perumahan dan Urusan Perkotaan, di parlemen pada bulan Juli.