“Kami melihat beberapa perbaikan di sekitar lokasi. Kami mendapatkan jaminan dari pihak pemerintah bahwa keadaan akan membaik,” kata Marina Rustan, Presiden Asosiasi Penggalang Argentina, dalam konferensi pers.
Seperti dilaporkan Reuters, Kontingen AS akan mengikuti program jambore pada hari Sabtu sebelum pindah ke US Army Garrison Humphreys dekat lokasi jambore pada hari Minggu (30/7/2023).
“Kontingen AS harus mengambil keputusan sulit bahwa kami akan meninggalkan lokasi Jambore Dunia Penggalang ke-25 lebih awal lantaran cuaca ekstrem dan kondisi yang diakibatkannya di lokasi,” demikian bunyi email yang dikirimkan kepada orangtua peserta oleh tim media kontingen AS.
Britania Raya, kelompok terbesar dalam jambore, hari Jumat kemarin mengatakan, bahwa mereka akan pindah ke hotel di Seoul selama sisa masa tinggal mereka, untuk meringankan tekanan di lokasi perkemahan.
Penggalang Britania terlihat meninggalkan lokasi perkemahan dengan membawa tas di Buan pada Sabtu pagi.
Baca Juga: Peringkat 5 Besar Negara dengan Jumlah Tewas Terbanyak Akibat Panas Ekstrem
Organisasi Dunia Gerakan Pramuka mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa mereka telah meminta Asosiasi Penggalang Korsel untuk mempertimbangkan pilihan alternatif untuk mengakhiri acara lebih awal dari jadwal dan mendukung para peserta hingga mereka pulang ke negara masing-masing.
Para penyelenggara akan bertemu pada hari Sabtu untuk membahas apakah akan melanjutkan, membatalkan, atau mengurangi acara tersebut, seperti dilaporkan agensi berita Yonhap Korsel.
Akibat panas ekstrem, ratusan peserta jambore jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan atas penyakit terkait panas. Hal itu menjadi keluhan dari para orangtua tentang keselamatan anak-anak mereka.
Lebih dari 150 negara berpartisipasi dalam jambore yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung hingga 12 Agustus mendatang.