15.8 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Ini 6 Negara yang Tingkat Vaksinasinya Rendah, Termasuk Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

Berdasarkan catatan Global Vaccination Tracker, sekitar 1,78 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di secara global, dan vaksinasi virus corona dilakukan sekitar 208 negara dan teritorial di dunia.

Beberapa negara memilih melakukan vaksinasi terhadap warganya sebanyak dan secepat mungkin, sementara negara lainnya mencoba memprioritaskan imunisasi bagi kelompok rentan terlebih dahulu. Karena itu, tingkat vaksinasi di setiap negara pun berbeda.

Beberapa negara seperti Israel dan Amerika Serikat terus mempercepat program vaksinasi massal. Menurut data New York Times, hingga kini, sebanyak 57 persen penduduk Israel dan 40 persen penduduk AS telah menerima vaksinasi corona lengkap.

Baca Juga: Ini Deretan Negara yang Izinkan Warganya Tak Pakai Masker, Sebagian Ada Syaratnya

Sementara itu, di belahan dunia lainnya, masih banyak negara yang berjuang menggenjot tingkat vaksinasi nasional, baik itu karena minim sumber daya dan pasokan vaksin hingga karena tingkat kesadaran warga yang rendah.

Berikut 6 Negara yang Tingkat Vaksinasinya Rendah:

India

India telah memulai vaksinasi corona nasional sejak Januari lalu untuk kalangan petugas medis dan kelompok rentan. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan bisa melakukan vaksinasi terhadap 300 juta warga pada Agustus mendatang.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dorong Pemimpin Negara Dunia, Lakukan Langkah Nyata Atasi Kesenjangan Vaksin Antarnegara

Namun, target vaksinasi pemerintah berjalan kacau lantaran tantangan logistik serta antusiasme warga yang kecil terhadap program tersebut.

Di sisi lain, India saat ini tengah menghadapi gelombang dua penularan corona yang lebih ganas hingga membuat sebagian besar fasilitas kesehatan di seluruh negeri kolaps.

Sejauh ini, India baru melakukan vaksinasi terhadap 42,3 juta warga atau 3,1 persen populasi dari total 1,38 miliar penduduk. Sementara itu, penularan corona di India masih mencapai ratusan ribu kasus setiap harinya.

Tingkat antusiasme warga yang kecil terhadap vaksinasi corona salah satunya disebut dipengaruhi oleh harga vaksin yang tinggi. Menurut laporan Times of India, harga vaksin di India, termasuk dari sektor swasta, menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Baca Juga: Lagi, 1,39 Juta Vaksin Sinopharm Tiba di Indonesia

India bahkan sempat mengalami kekurangan pasokan vaksin hingga memaksa sejumlah pusat imunisasi di beberapa negara bagian ditutup sementara waktu.

Padahal, India merupakan rumah bagi salah satu manufaktur produsen vaksin terbesar di dunia. Hingga kini, India memproduksi lebih dari 60 persen vaksin corona yang telah dijual di seluruh dunia.

Dan mayoritas negara yang membeli vaksin dari pabrik di India itu menggratiskan vaksinasi corona bagi para penduduknya.

Jepang

Jepang menjadi salah satu negara dengan kisah sukses meredam penularan virus corona di awal pandemi berkecamuk. Namun, saat ini, Negeri Matahari Terbit itu kembali dihadapkan dengan lonjakan penularan Covid-19 sama seperti beberapa negara lainnya di Asia.

Di sisi lain, pemerintah Jepang tengah berjuang meningkatkan antusiasme warga terhadap vaksinasi. Sejauh ini, Jepang baru mendistribusikan 11,2 juta dosis vaksin. Sementara itu, sebanyak 3,07 juta warga atau 2,4 persen populasi baru menerima vaksin seutuhnya dari total 126,1 juta penduduk.

Melansir Washington Post, beberapa alasan tingkat inokulasi vaksin di Jepang rendah adalah pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga berfokus ingin menciptakan vaksin buatan sendiri.

Di sisi lain, hingga kini Jepang belum berhasil mengembangkan vaksin corona sendiri sehingga membuat Tokyo mengandalkan impor vaksin dari negara lain.

Sementara itu, saat ini banyak pula negara lain yang panjang mengantre untuk mengamankan pasokan vaksin.

Di sisi lain, dilansir Mainichi, minimnya tenaga medis yang bisa menginokulasi vaksin menjadi tantangan lainnya yang memperlambat program imunisasi corona di Jepang. Hal itu juga diperparah dengan tingginya skeptisme warga Jepang soal vaksin.

Tak sedikit warga Jepang yang menganggap keamanan dan efektivitas vaksin belum terjamin.

Australia

Australia turut menjadi salah satu negara maju dengan tingkat imunisasi corona yang terendah di dunia. Sejauh ini, Australia baru menggunakan 3,91 juta dosis vaksin.
Saat ini, hanya sekitar 480 ribu warga Australia atau 1,9 persen populasi yang telah divaksinasi lengkap. Sementara itu, jumlah populasi Negeri kanguru mencapai lebih dari 9 juta penduduk.

Pasokan vaksin yang minim dan masalah logistik dinilai menyebabkan keterlambatan vaksinasi. Selain itu, pemerintah Australia mengandalkan sebagian pasokan vaksin buatan AstraZeneca.

Sementara itu, AstraZeneca sendiri saat ini tengah dihadapkan dengan keterlambatan pasokan vaksin. Hal itu pun diperparah dengan efek samping penggumpalan darah yang ditemukan pada beberapa penerima vaksin AstraZeneca hingga membuat kepercayaan warga terhadap vaksin tersebut semakin rendah.

Kanada mempunyai jumlah pasokan vaksin Covid-19 terbesar di dunia. Namun, negara di Amerika Utara itu tengah berjuang mendatangkan dosis vaksin tersebut dan menyuntikannya kepada para penduduk.

Sejauh ini, Kanada baru menerima dan menggunakan 22,3 juta dosis vaksin kepada penduduknya. Berdasarkan data John Hopkins University, sejauh ini 1,81 juta warga atau 4,8 persen populasi Kanada telah menerima vaksinasi corona lengkap. Sementara itu, total penduduk Kanada mencapai 38,04 juta.

Indonesia

Sejauh ini, Indonesia telah menerima 25,8 juta dosis vaksin. Sementara itu, saat ini hanya 10,2 juta warga atau 3,8 persen populasi Indonesia telah menerima vaksin lengkap.

Di awal program vaksinasi nasional, pemerintahan Presiden Joko Widodo menetapkan target ambisius yakni bisa memvaksinasi setidaknya 181,5 juta warga sampai akhir 2022.

Namun, hingga kini, pelaksanaan vaksinasi dinilai lambat dan tidak terorganisir dengan baik.

Salah satu alasan imunisasi berjalan lambat adalah minimnya pasokan vaksin yang dimiliki pemerintah, ketidaksiapan sistem kesehatan nasional, dan keraguan warga yang cukup tinggi soal efektivitas serta keamanan vaksin.

Per Jumat (28/5/21), Selandia Baru telah memberikan 562 dosis vaksin corona. Sampai saat ini, sebanyak 191 ribu warga atau 3,9 persen populasi Selandia Baru telah menerima vaksinasi lengkap.

Sementara itu, total penduduk negara pimpinan Perdana Menteri Jacinda Ardern itu mencapai 5 juta orang.

Selandia Baru menjadi salah satu negara yang sukses menangani pandemi corona dengan hanya mencatat total kasus infeksi sebanyak 2.670 dan 26 kematian.

Meski begitu, melaksanakan program vaksinasi ternyata menjadi tantangan baru pemerintahan Ardern. Menurut Ardern, salah satu faktor penghambat vaksinasi di negaranya adalah pemerintah hanya mengandalkan satu produsen vaksin yakni Pfizer/BionTech.

Selain itu, sejumlah pihak menganggap pemerintahan Ardern tidak terlalu memandang vaksinasi sebagai hal yang darurat bagi warganya lantaran penularan corona di Selandia Baru sangat rendah.

Melansir CNN, menurut beberapa ahli kesehatan, hal itu membuat pemerintah tidak terlalu fokus berlomba-lomba dengan negara lainnya untuk mengamankan pasokan vaksin.(CNN/hm02)

Related Articles

Latest Articles