21.3 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Hasil COP26 Gagal Hapus Penggunaan Batubara

Glasgow, MISTAR.ID
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 di Glasgow, Skotlandia, baru saja berakhir. Namun hasil konfrensi tersebut dinilaisejumlah pihak mengecewakan.
Salah satu yang menjadi kekecewaan adalah pembahasan untuk menyetop penggunaan batubara. COP26 gagal menghentikan secara penuh batubara yang disebut sebagai biang kerok karbon penyebab pemanasan global.

Total hampir 200 negara pada Sabtu (13/11/21) menandatangani kesepakatan untuk mencoba menghentikan penggunaan batubara. Namun, para ilmuwan menilai kesepakatan itu dianggap belum cukup.

India dan China melemahkan keputusan akhir di dalam draf kesepakatan. Dua negara tersebut bersikeras menghapus kalimat “menghentikan” penggunaan batubara dan diganti menjadi “mengurangi” secara bertahap.

Baca juga:COP26 Akan Buat Kesepakatan Menghentikan Pemakaian Batu Bara

Salah satu yang merasa kecewa dengan kesepakatan dalam COP26 adalah Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

“Bagi mereka yang menganggap perubahan iklim masalah hidup atau mati, bagi mereka yang hanya bisa bersiap bahwa pulau mereka akan tenggelam, pertanian mereka menjadi gurun, rumah mereka diterjang badai, mereka mendesak ambisi tingkat tinggi untuk pertemuan ini,” ujar Johnson dikutip dari AFP.

“Sementara banyak dari kami ingin sekali menuju ke sana (komitmen menghapus penggunaan batubara), tapi tidak berlaku untuk semua pihak. Sayangnya, begitulah kenyataan dari diplomasi,” Johnson menambahkan.

China dan India memang yang bersikeras tak ingin langsung menghapus penggunaan batubara dalam industri mereka. Pasalnya, penggunaan energi itu dianggap masih amat diperlukan bagi industri mereka meski berbahaya bagi masalah iklim.

Baca juga:Luhut Tuntut Kompensasi Negara Maju Jika Indonesia Hentikan Batu Bara di 2035 

“Kita bisa melobi, kita bisa membujuk, kita bisa mendorong, tapi kita tidak bisa memaksa negara berdaulat untuk melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan.”

“Pada akhirnya ini keputusan mereka untuk membuat dan mereka harus bersikap dengan hal itu,” tutur Johnson. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles