15.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

Demo Menggila, Pemerintah Xi Jinping Sensor Media Sosial

Beijng, MISTAR.ID

Pemerintah China mulai bereaksi untuk memadamkan demonstrasi yang timbul di negara itu. Sebelum akhir pekan, sejumlah protes dilaporkan terjadi di beberapa kota dan universitas.

Massa yang melakukan unjuk rasa berjumlah ratusan. Mereka mengecam aturan ketat pemerintah termasuk penguncian (lockdown) guna menangani Covid-19. Bukan hanya itu, mereka juga menyuarakan Presiden Xi Jinping mundur.

Dalam update AFP, Senin (28/11/22), pemerintah China dilaporkan telah melakukan sensor ketat di media sosial. Pemberitaan soal aksi unjuk rasa, dengan kata ‘Sungai Liangma’ dan ‘Jalan Urumqi’ telah dihapus dan tak ditemukan sama sekali.

Baca juga:Protes Anti Lockdown Menyebar di China, Warga Minta Xi Mundur

Sungai Liangma sendiri berada di pusat kota Beijing. Ini menjadi pusat para pendemo berkumpul meneriakkan yel-yel anti kebijakan Covid-19 dan desakan mundurnya Xi Jinping.

Sedangkan Jalan Urumqi adalah pemantik awal demo, merujuk ke wilayah di Xin Jiang, tempat lokasi kebakaran di China pekan lalu yang menewaskan 10 orang. Ini memicu kemarahan warga karena pada saat kejadian wilayah itu dikunci akibat corona sehingga membuat pertolongan ke korban lamban.

Pencarian di Weibo untuk tagar #A4, yang merujuk ke kertas kosong sebagai simbol protes ke sensor yang dilakukan pemerintah juga dilaporkan telah dimanipulasi. Hanya ada segelintir postingan jika dibanding hari sebelumnya.

Polisi China, dilaporkan media yang sama, multi menangkap pendemo. Di Shanghai dua orang baru ditahan pada Senin, setelah beberapa juga ditangkap Minggu.

“Polisi China menahan dua orang pada Senin di sebuah lokasi di Shanghai tempat para demonstran berkumpul selama akhir pekan untuk memprotes penguncian Covid-19 dan menyerukan kebebasan politik yang lebih besar,” tulis AFP lagi.

“Ketika ditanya mengapa salah satu orang dibawa pergi, seorang polisi mengatakan … karena dia tidak mematuhi pengaturan kami dan kemudian merujuk reporter tersebut ke polisi,” tambah media itu lagi.

Baca juga:Pecah Rekor! Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China belum memberi klarifikasi. Situs kementerian, saat dilihat CNBC Indonesia, belum menyinggung masalah ini.

Sebelumnya Presiden China Xi Jinping menegaskan bahwa kebijakan penguncian ketat Covid-19 merupakan langkah yang paling tepat bagi negara itu. Juru Bicara Partai Komunis, Sun Yeli, menjelaskan kebijakan ini telah menjaga tingkat infeksi dan kematian tetap rendah, juga memastikan stabilitas sosial dan ekonomi.

Namun, pakar politik China di National University of Singapore, Alfred Wu, mengatakan bahwa rakyat Tiongkok telah mengalami situasi muak. Ini seharusnya menjadi lonceng besar bagi kekuatan politik negara itu.

“Orang-orang sekarang telah mencapai titik didih karena belum ada arah yang jelas untuk mengakhiri kebijakan nol-Covid. Partai telah meremehkan kemarahan rakyat,” ujarnya. (cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles