Di bawah Belt dan Road Forum yang ditandatangani oleh Presiden Xi perusahaan-perusahaan dari Negeri Tirai Bambu membangun pelabuhan, jalan, kereta api, pembangkit listrik, dan infrastruktur lainnya di seluruh dunia, dengan tujuan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, pinjaman pembangunan Tiongkok yang sangat besar untuk membiayai proyek-proyek ini juga menyebabkan beberapa negara miskin mempunyai utang yang sangat besar.
Faktanya, Presiden Kenya William Ruto berencana mencari pinjaman tambahan untuk proyek jalan yang terhenti, meski utang pemerintah sudah tinggi.
Baca juga : Trade Expo Indonesia ke-38, Target Ekspor Utama Tiongkok
Pada saat yang sama, pelonggaran pembayaran kembali pinjaman yang dilakukan Tiongkok untuk proyek kereta api belum terbukti layak secara komersial.
Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan hadir di forum tersebut bersama dengan perwakilan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Putin menolak gagasan bahwa Tiongkok, melalui proyek Belt and Road di Asia Tengah, bersaing untuk mendapatkan pengaruh di wilayah yang telah lama dianggap sebagai halaman belakang negaranya.
“Gagasan kami tentang pengembangan Uni Ekonomi Eurasia, seperti membangun Eurasia Raya, sepenuhnya konsisten dalam kerangka,” katanya kepada saluran televisi Tiongkok CCTV yang ditayangkan di situs web Kremlin. (investor/hm18)
