17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Beda Strategi, China dan AS serta Inggris Berdamai dengan Corona

China, MISTAR.ID

Dunia diminta berdamai dengan covid-19. Namun ada yang berbeda dalam memperlakukan Covid-19 antara negara-negara barat dengan China. Apalagi, setelah sejumlah ahli menyatakan virus corona atau Covid-19 tidak akan hilang.

Seperti dikutip media, para ahli mengatakan bahwa strategi penanggulangan epidemi di China berhasil menekan penyebaran virus dalam dua tahun terakhir. Hanya sedikit orang yang terkena dampaknya karena pencegahan dan pengendalian yang tepat.

Zhang Wenhong, pakar penyakit menular di Shanghai baru-baru ini mengatakan mayoritas ahli virologi di dunia setuju bahwa dunia harus belajar hidup dengan virus corona.

Baca Juga:Antibodi Covid Lawan Varian Delta Ditemukan Peneliti China

Shi Zhengli, seorang ahli virologi Tiongkok yang dikenal sebagai wanita kelelawar setelah mengidentifikasi lusinan virus mirip SARS yang mematikan di gua kelelawar, mengatakan bahwa kita harus melepaskan kepanikan dan bersiap untuk hidup dengan virus corona.

Namun bukan berarti China mengabaikan virus corona. Masyarakat China mengakui bahwa virus corona tidak akan hilang seperti halnya influenza. Sehingga cara hidup di China berusaha membatasi penyebaran virus dan intensitas infeksi ke tingkat terendah dan skala terkecil.

Ini berbeda dengan gagasan hidup dengan virus di Barat, seperti di Amerika Serikat atau Inggris. AS atau Inggris, Di dua negara itu setiap hari ribuan orang terinfeksi dan ratusan meninggal karena penyakit menular. “Mengingat tingkat kematian dan penularan virus yang tinggi, China percaya pendekatan yang tepat adalah selalu menempatkan nyawa dan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama. Adapun tingkat infeksi dan kematian, semakin rendah semakin baik,” kata ahli pernapasan di rumah sakit Universitas Peking.

Baca Juga:Taiwan Beli Senjata Rp10 Triliun Hadapi China

Varian Delta membuat kasus Covid-19 di China kembali melonjak. Dalam beberapa pekan terakhir, varian Delta telah terdeteksi sedikitnya di 16 provinsi dan kota. Kasus muncul di kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Wuhan.

China langsung bergerak dengan menerapkan pembatasan. Menurut ahli virologi Jin Dongyan dari Unibersitas Hongkong mengatakan gaya China sangat ekstrim. “Kami memiliki pepatah, bunuh ketika Anda menangkapnya, kekacauan ketika Anda melepaskan,” ujarnya seperti dilansir media, Minggu (8/8/21).

Sebagian besar rakyat China sudah divaksinasi. Namun tak seperti negara-negara barat yang melonggarkan pembatasan, Cina tetap memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat guna mencegah penyebaran corona.

Baca Juga:Dituduh Sebarkan Virus Corona, Seorang Nenek di China Ditangkap

Gaya yang berbeda dengan negara-negara Barat disebut karena China kurang percaya diri dengan vaksin buatan mereka. “Tampaknya kurangnya kepercayaan pada vaksin mereka sehingga strategi tetap dilanjutkan,” kata Yanzhong Huang, rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri. (tempo/hm12)

Related Articles

Latest Articles