Sebagai spesies kuda nil kerdil asal Afrika Barat, Moo Deng termasuk dalam daftar hewan terancam punah menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), dengan populasi liar yang diperkirakan kurang dari 3.000 ekor.
Seiring dengan ketenaran Moo Deng, kebun binatang dan beberapa merek komersial turut meraup keuntungan. Mulai dari merchandise bertema Moo Deng seperti kemeja hingga perona pipi dengan tema bayi kuda nil yang dijual oleh Sephora, semua memanfaatkan pesona sang kuda nil.
Iklan Sephora bahkan mengajak pelanggan untuk “memakai perona pipi seperti bayi kuda nil,” dengan harga sekitar Rp735 ribu per unit (US$47,70).
Baca juga: Thailand Jadi Negara Pertama di Asia yang Laporkan Kasus Mpox Clade 1b
Bayi kuda nil ini juga menjadi berita internasional setelah stasiun TV Jepang, All-Nippon News Network, datang ke Thailand untuk meliputnya. Bahkan, Kedutaan Besar Kerajaan Thailand ikut meramaikan topik ini di media sosial.
“Dia sangat energik dan penampilannya yang imut sangat menenangkan,” tulis kedutaan di platform X.
Popularitas Moo Deng terus melonjak, menjadikannya daya tarik utama bagi Kebun Binatang Khao Kheow, sekaligus simbol harapan bagi konservasi kuda nil kerdil yang semakin langka. (dtc/hm25)
