11.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Awas! Ancaman Kiamat Internet

Washington, MISTAR.ID
Kabel internet bawah laut ternyata menggunakan repeater sebagai cara memperkuat sinyal untuk jarak jauh. Nah, hal ini rentan akan gangguan listrik. Jika salah satunya tidak berfungsi, secara teoritis bisa meruntuhkan seluruh rute bawah laut.

Jika hal itu terjadi, ancaman kiamat internet bakal terjadi. Demikian disampaikan seorang ilmuwan dari Universitas California Irvine, Sangeetha Jyothi. Dia mengungkapkan, ini disebabkan kejadian badai Matahari langka.

Sangeetha Jyothi membuat pemodelannya sendiri, dan diperkirakan ini bisa terjadi dalam 20 hingga 25 tahun lagi. Dia menambahkan badai Matahari langka bisa mematikan sebagian infrastruktur internet secara global.

Baca Juga:Sejumlah Pelajar di Siantar Tak Persoalkan Belum Dapat Bantuan Kuota Gratis Internet

Bukan hanya itu, menurutnya juga bisa menyebabkan pemadaman yang berlangsung selama berbulan-bulan, dikutip Digital Trends, Selasa (30/11/21). Laporan Digital Trends mengungkapkan bencana tersebut hanya memiliki peluang 1,6% hingga 12% per dekadenya.

Tahun 1921 disebut sebagai badai matahari yang signifikan. Kejadian yang disebut New York Railroad superstorm membuat sekering listrik meledak dan jalur kereta api serta sistem telegraf bawah laut padam.

Kejadian saat itu memang hanya berdampak kecil karena belum adanya teknologi modern. Namun jika terjadi hari ini, para ilmuwan memprediksi dapat membuat 20-40 juta orang hidup tanpa listrik hingga dua tahun, serta ekonomi yang terdampak mencapai triliunan dolar.

Baca Juga:Ini Keunggulan Internet Data Ponsel Dibanding WiFi di Indonesia

Sementara itu, badai Matahari juga sempat terjadi tahun 2003 dengan intensitas lebih rendah dari 1921, dan menyebabkan program antariksa Jepang hancur. Tahun 1967 bahkan kejadian itu hampir memicu perang nuklir, sebab AS percaya Rusia mengganggu sistem deteksi rudalnya.

Namun prediksi kiamat internet dibantah oleh profesor ilmu komputer di Institute Technology Georgia, Umkishore Ramchandran. Sebab internet dibangun untuk ketahanan dan jika repeater gagal, web mampu mengubah rute lalu lintas melalui jalur berbeda yang masih beroperasi.

Menurutnya kemungkinan akan berdampak pada kecepatan internet. Sebab ada lonjakan penggunaan, namun tidak akan menjadi bencana.

“Ada cukup redundansi di inti jaringan,” ujarnya. “Kegagalan semacam itu dikenali pada tingkat yang lebih tinggi dari tumpukan jaringan untuk merutekan ulang aliran di sekitar rute yang gagal.”(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles