21.1 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Akibat Pandemi, Industri Penerbangan China Merugi Rp462,6 Triliun

Beijing, MISTAR.ID

Sesuai data dari Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) kerugian yang dialami sejumlah maskapai China pada tahun 2022 mencapai angka 217,44 miliar yuan atau sekitar Rp462,6 triliun, Senin (15/5/23).

Industri penerbangan China mengalami kerugian sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Kerugian itu meningkat sebesar 137,46 miliar yuan (Rp292,4 triliun) dibandingkan dengan  2021.

Pendapatan operasional penerbangan China pada 2022 berjumlah 336,48 miliar yuan (Rp715,9 triliun) atau berkurang 20,5 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya.

Baca juga: Balas Dendam, AS Tangguhkan 26 Penerbangan China

Sementara volume penerbangan domestik pada 2022 turun sebesar 39,5 persen dan jumlah penumpang domestik juga berkurang 40,9 persen.

Selama tahun 2022 rute penerbangan internasional dari China hanya 336, padahal pada 2019 mencapai 953.

Sejak China menurunkan level protokol kesehatan anti pandemi Covid-19, data penerbangan setempat menunjukkan tren peningkatan.

Pada bulan Maret 2023, penerbangan domestik harian rata-rata berjumlah sekitar 11.657 atau tumbuh 133,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022, sebagaimana laporan yang dirilis oleh VariFlight, penyedia layanan data penerbangan sipil berbasis di China.

Baca juga: AS Setujui Peningkatan Frekuensi Penerbangan Maskapai China ke AS

Maskapai penerbangan China juga beramai-ramai membuka kembali beberapa rute internasional. China Southern Airlines melayani rute Beijing Daxing-Tokyo Haneda 3 kali dalam sepekan.

Sementara maskapai ‘pelat merah’ China itu juga juga melanjutkan kembali penerbangan Guangzhou-Tokyo Haneda 4 kali dalam sepekan.

Maskapai yang bermarkas di Guangzhou, Provinsi Guangdong, itu juga akan terbang dari Beijing Daxing ke London 7 kali dalam sepekan mulai tanggal 7 Juni 2023. (antara/hm16)

Related Articles

Latest Articles