15.9 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Wanita Asal Asahan Meninggal Dunia Usai Tak Sengaja Tertelan Gigi Palsu

Asahan, MISTAR.ID

Seorang wanita asal Kabupaten Asahan meninggal dunia setelah tidak sengaja tertelan gigi palsunya sendiri.

Wanita tersebut adalah SZ (51), seorang bidan yang tinggal di Kota Medan. Ia dikabarkan tertelan gigi palsunya sendiri sejak Kamis (24/2/2) lalu saat sedang makan mie sop di rumahnya.

Selama dua pekan mendapatkan perawatan di rumah sakit (RS) di Kota Medan, dia akhirnya meninggal dunia pada Kamis (10/3/22). Jenazah SZ kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Desa Punggulan, Dusun VI, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan.

Baca Juga:Pemkab Asahan dan Forkopimda Sumut Rakor Soal Covid-19

“Kejadian yang tertelan itu tanggal 24 Februari 2022. Jadi sekitar dua minggu di rumah sakit,” kata anak sulung almarhumah, M Anugerah (25), membenarkan peristiwa tersebut, saat ditemui wartawan di rumah duka usai pemakaman orang tuanya, Kamis (10/3/22).

Anugerah menceritakan bagaimana saat itu dia mengabulkan permohonan ibunya untuk dibelikan makan mie sop. Padahal makanan tersebut jarang dimakan oleh ibunya.

“Mamak memang jarang makan micin-micin gitu. Entah kenapa saat itu dia ingin makan mie sop. Karena ingin menyenangkan hati orang tua, saya belikan,” kata dia.

Baca Juga:Kasus Harian Covid-19 di Asahan Mulai Naik

Baru sekitar lima suapan, kata Anugerah, ibunya seperti merasakan ada sesuatu yang sangkut di kerongkongan hingga sakit di leher bagian kiri. Ternyata ada gigi palsu bagian geraham atas secara tidak  sengaja tertelan saat makan.

“Kami pukul-pukul pundaknya, dikasih minum air hangat enggak  juga. Jadi hari itu kami langsung bawa ke rumah sakit. Pertama di Mitra Sejati lalu pindah ke Adam Malik,” kata dia.

Setiba di rumah sakit, pasien lebih dulu diperiksa dengan swab dan hasilnya positif. Hal itulah yang menurutnya penanganan operasi pengambilan gigi tersebut tidak bisa segera dilakukan kepada orangtuanya.

Baca Juga:Tambah 2 Positif Covid -19 di Asahan

“Hasilnya positif, walaupun sebenarnya keluarga tidak pernah ditunjukkan hasil swab itu. Karena  alasan Covid inilah penanganan ke orangtua kami lama. Sampai ada dua kali penundaan operasi. Sudah parah, hampir dua minggu. Meninggal karena kondisinya semakin lemah setelah dioperasi itu terlalu lama menahan sakit,” kata dia.

Pihak keluarga mengaku kesal dengan pelayanan di rumah sakit yang tak segera melakukan operasi terhadap pasien hingga sudah merasakan dua minggu sakit dalam kondisi lemah barulah dilakukan operasi pengambilan gigi palsu.

Kini, SZ telah dikebumikan di kampung halamannya dengan pada Kamis (10/3/22) malam dengan standar protokol kesehatan Covid-19. (perdana/hm14)

Related Articles

Latest Articles