21.4 C
New York
Friday, November 1, 2024

Tak Punya Izin Jual Obat, Pemilik Apotek di Medan Dihukum 18 Bulan Penjara

Medan, MISTAR.ID

Zulrifki Hidayah, seorang mahasiswa sekaligus pemilik Apotek Hidayah dihukum 1 tahun 6 bulan penjara di Pengadilan Negeri Medan. Majelis Hakim yang diketuai Immanuel Tarigan menyatakan Warga jalan Klambir 5 Medan Helvetia, itu terbukti bersalah melakukan tindak pidana menyalurkan psikotropika selain yang ditetapkan dalam Pasal 12 ayat (2).

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 tahun dan 6 bulan, serta denda sebesar Rp50 juta, apabila tidak dibayar diganti dengan pidana penjara pengganti denda selama 1 bulan,” ujar hakim dalam amarnya dilansir SIPP PN Medan, Jumat (24/6/22).

Baca Juga:Sidang Perkara Korupsi Rp39,5 M BTN Medan, JPU Tolak Eksepsi Terdakwa Elviera

Majelis Hakim menyatakan terdakwa telah memenuhi unsur bersalah melanggar Pasal 60 ayat (2) Jo Pasal 12 ayat (2) UU RI No 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. “Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan,” ujar hakim.

Diketahui vonis tersebut sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Randi Tambunan. JPU dalam dakwaannya menuturkan perkara ini berawal pada Minggu 30 Januari 2022 lalu, saat saksi Akbar Ridho disuruh Wahyu Candra untuk mengambil paket yang dikirim melalui Tiki di Jalan Senam Medan, untuk diantarkan kepada terdakwa Zulrifki selaku pemilik Apotek Hidayah.

Kemudian kata JPU, sekira pukul 13.00 WIB saksi Akbar Ridho mengambil paket, lalu sekira pukul 13.30 WIB ketika saksi Akbar berada di parkiran Tiki, datang petugas Balai Besar POM Medan yang didampingi oleh anggota polisi Ditresnarkoba Polda Sumut melakukan operasi penindakan.

Baca Juga:Puluhan Omak-omak Lumban Tongatonga Parapat Teriaki Putusan Hakim PN Simalungun Berbau Rp

“Selanjutnya saksi menyuruh Akbar untuk membuka isi paket tersebut dan ternyata paket berisi empat jenis obat yang mengandung psikotropika. Setelah diinterogasi, saksi menerangkan bahwa paket tersebut akan diantar ke Apotek Hidayah milik terdakwa,” urai JPU.

Selanjutnya, Akbar mengantarkan paket yang berisikan obat yang mengandung psikotropika yang dipesan oleh terdakwa, lalu paket tersebut diterima oleh saksi Carlos Julio Simanjuntak yang sebelumnya Carlos telah dihubungi oleh saksi Muhammad Chairul (berada di Rutan Tanjung Gusta Medan) untuk menerima paket tersebut.

“Carlos disuruh oleh Muhammad Chairul untuk membuka paket dan mengambil sebanyak 5 kotak obat  Alprozolam 1 mg yang mengandung psikotropika yang akan diserahkan kepada terdakwa,” kata JPU.

Baca Juga:PT Medan Kuatkan Putusan Pengadilan Tipikor, Mantan Kades Kuta Tonggal Karo Tetap Diganjar 2 Tahun

Selanjutnya sekira pukul 14.48 WIB Petugas Balai Besar POM di Medan yang didampingi anggota polisi Ditresnarkoba Polda Sumut datang melakukan pemeriksaan dan penggeledahan di Apotek Hidayah. Saat dilakukan pengeledahan, ditemukan barang bukti 3 kotak @100 tablet Alprozolam 0,5 mg, 5 kotak @100 tablet Alprozolam 1 mg, 5 kotak @100 tablet Xanax 1,0 mg, 2 strip @10 tablet Lavol 5 mg dan 1 unit handphone Samsung warna putih. Selanjutnya saksi kepolisian langsung melakukan penangkapan terhadap terdakwa yang pada saat itu berada di lantai 2 Apotek Hidayah.

Saat diinterogasi, terdakwa mengakui bahwa terdakwa memesan Alprazolam 1 mg sebanyak 5 box dari Muhammad Chairul seharga Rp900 ribu per box dan terdakwa jual seharga Rp1 juta, maka terdakwa akan memperoleh tip sebesar Rp100 ribu.

Bahwa selanjutnya terdakwa  berikut barang bukti yang disita dibawa ke Kantor Polda Sumut untuk pemeriksaan lebih lanjut. JPU menuturkan bahwa perbuatan terdakwa Menyalurkan psikotropika selain  yang ditetapkan Pasal 12 ayat (2) tersebut tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang.(iskandar/hm15)

Related Articles

Latest Articles