18.9 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Banjir Di Luwu Utara Sulsel Rendam 4.930 Rumah, Renggut 21 Nyawa

Makassar, MISTAR.ID

Banjir bandang yang menerjang Luwu Utara Sulawesi Selatan sejak awal pekan lalu mengakibatkan 4.930 rumah masih terendam banjir dan sejauh ini telah merenggut 21 korban jiwa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan dampak bencana itu teridentifikasi di enam kecamatan, yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. Akibat banjir itu, kata dia, kerugian material yang tercatat yakni 4.930 unit rumah terendam.

“Satu Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 m, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 m,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (16/7/20).

Baca juga : Aceh Barat Dilanda Banjir Rob, Ratusan Rumah Rusak

Lebih lanjut, ia mengatakan, akibat banjir bandang itu, juga tercatat 21 warga meninggal dunia. Selain korban jiwa, tim SAR gabungan masih mencari korban yang hilang. Para personel terus melakukan pencarian 2 orang yang dinyatakan dalam pencarian.

“Korban luka telah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit,” kata dia. Ia mengatakan, BPBD Kabupaten setempat dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas dan operasional pos komando.

Di samping itu, alat berat berupa 4 unit ekskavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba, dan 6 unit di Kecamatan Baebunta. Kondisi terkini, PLN masih melakukan perbaikan jaringan listrik sejak pagi tadi (15/7/20). Selain itu, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak.

Baca juga : Diterjang Banjir, Jalan Provinsi Palu-Kulawi Sulteng Putus Total

“Kebutuhan mendesak berdasarkan kaji cepat awal berupa air bersih, obat-obatan dan makanan siap saji,” kata dia

Ia menyebut, menurut keterangan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari terakhir. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.

“BNPB masih mengumpulkan data-data lapangan untuk menganalisis pemicu terjadinya banjir bandang tersebut,” ucap dia. Di sisi lain, terkait dengan kondisi pandemi saat ini, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah dengan kategori risiko rendah atau berada pada zona kuning.

“BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk waspada dan cermat dalam prosedur penanganan warga terdampak pascabanjir, khususnya di tengah pandemi Covid-19,” kata dia. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles