Koordinasi aksi, Afrion mengungkapkan, aksi seniman ini merupakan puncak dari kegelisahan seniman selama sekurangnya 5 tahun terakhir, terutama pasca Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) pindah ke gedung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU).
“Kalangan seniman berharap TBM dapat dikembalikan fungsinya sebagai Taman Budaya seperti pada era 70-80-an, dimana kegiatan-kegiatan berkesenian berlangsung semarak. Pada masa itu ruangan ruangan latihan aktif digunakan seperti ruang tari, ruang seni rupa, ruang teater, ruang musik, dan lainnya,” ujarnya.
Seniman lainnya, Hafiz Taadi menyampaikan sejarah seniman Kota Medan banyak yang berangkat dari Taman Budaya.
Baca juga :Â Pembatasan Aktivitas di Taman Budaya Medan, Para Seniman Latihan di Trotoar
“Pencapaian-pencapaian karya baik di level nasional hingga internasional, semua berangkat dari sini. Jadi dengan adanya pembatasan, maka sama saja dengan menghambat jalan/langkah para seniman,” sebutnya.
Kuntara DM menegaskan mau tidak mau ini harus dilakukan, kalau tidak dilakukan, mereka (pihak pengelola) akan budeg terus.
“Diharapkan dengan ini ada dampak positif kedepannya, yaitu TBM kembali pada fungsinya tanpa pembatasan-pembatasan yang tidak masuk akal,” harapnya. (maulana/hm18)
