9.6 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Sumut Diprediksi Alami Deflasi Minor pada Bulan April

Medan, MISTAR.ID

Sejumlah harga kebutuhan pangan masyarakat di wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diprediksi akan menciptakan deflasi (penurunan harga) pada bulan April ini, meski hanya minor dan belum sesuai harapan.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, tidak semua komoditas pangan akan menyumbang deflasi. Beberapa komoditas seperti gula pasir, minyak goreng, bawang merah, bawang putih dan harga emas tetap akan menyumbang inflasi di bulan ini.

Komoditas gula pasir, kata Gunawan, rata-rata mengalami kenaikan 0,3%, minyak goreng mengalami kenaikan 3,3%, bawang merah naik 10.3%, bawang putih naik 4,2%, dan harga emas mengalami kenaikan 4,7%.

Baca juga: Harga Beras Sulit Turun, Pengamat: Daya Beli Masyarakat Jadi Berkurang

“Sedangkan sejumlah harga kebutuhan pangan lainnya mengalami penurunan di antaranya adalah cabai merah 28,2%, cabai rawit 22%, daging ayam 8,9%, dan daging sapi turun hampir 1%,” sebut Dosen UISU ini, Minggu (28/4/24).

Di sisi lain, harga beras di sejumlah tempat mengalami penurunan namun juga tidak serentak turun di bulan April ini. Selanjutnya harga tomat, kentang, tiket pesawat juga dalam tren penurunan.

“Sehingga saya memproyeksikan Sumut akan mengalami deflasi sebesar 0,17% atau dibawah 0,2%. Ekspektasi deflasi di bulan April ini masih jauh dari harapan saya,” ujarnya.

Sementara itu, adanya gangguan cuaca telah mengakibatkan harga bawang merah mengalami kenaikan yang cukup tajam. Disusul kenaikan harga emas yang dipicu meluasnya perang di Timur Tengah.

“Sedangkan harga cabai yang justru ditopang oleh panen besar di sejumlah sentra produksi di Sumut, nyatanya tidak membuat harga cabai mampu bertahan lama di bawah Rp30 ribu per kg,” urai Gunawan.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian Naik Kembali di Akhir Pekan

Tingginya demand atau permintaan cabai dari luar wilayah Sumut mengakibatkan harga cabai merah tidak mampu mencapi penurunan potensialnya, walau kondisi tersebut diakui baik buat petani di wilayah ini.

Cuaca yang kurang bersahabat bagi tanaman (kemarau), membuat produksi pertandian diprediksi turun paling sedikit 15% di musim panen ini dibandingkan dengan panen saat cuaca mendukung.

“Realisasi deflasi di Sumut pada bulan ini menunjukan bahwa tantangan pengendalian inflasi menjadi sangat berat. Sisi suplai tidak tersedia optimal yang dikarenakan cuaca buruk hingga tensi geopolitik di negara lain. Harga pangan strategis di wilayah Sumut masih fluktuatif hingga tutup tahun ini,” pungkasnya. (Anita/hm22)

Related Articles

Latest Articles