13.7 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Sepekan Ini Pelaku Pasar Harap-Harap Cemas, Tak ada Kabar Baik

Medan, MISTAR.ID

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan volatile dalam rentang 6.6630 hingga 6.800.

Dimana pasar saham global juga berpeluang untuk bergerak dalam rentang yang cukup lebar, karena pekan ini pelaku pasar akan menentukan bagaimana arah kebijakan investasinya kedepan.

Segala bentuk penafsiran akan dituangkan dalam kebijakan investasi dan membuat pasar saham seolah bergerak tanpa arah yang jelas.

Menurut Analis Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, pekan ini ada agenda yang sangat dinanti-nanti pelaku pasar. Salah satu agenda yang dinanti adalah kebijakan terkait besaran suku bunga acuan yang akan diambil Bank Sentral AS.

Kebijakan itu penting, karena menentukan bagaimana nantinya negara lain dalam meresponnya. Sejauh ini, The FED atau Bank Sentral AS diperkirakan akan menahan besaran bunga acuannya.

Namun bukan berarti The FED akan bertindak seperti yang diperkirakan, karena segala kemungkinan masih bisa saja terjadi. Dan sekali pun The FED nantinya benar benar menahan besaran bunga acuan, maka bukan lantas hal itu akan menjadi satu satunya penggerak pasar. Pasalnya, masih ada pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS yang meski dicerna dengan hati-hati.

“Jadi pada dasarnya, tidak ada satu pun kabar baik yang akan tersaji di pekan ini. Karena sekalipun ada kabar yang sesuai dengan harapan pelaku pasar atau ekonom sebelumnya, bukan serta merta akan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di dunia. Pelaku pasar justru akan lebih waspada dan hati-hati selama perdagangan sepekan kedepan,” kata Gunawan, Senin (12/6/23).

Sebelum kebijakan besaran bunga acuan diambil, akan ada rilis data penting yakni besaran inflasi di AS. Sejauh ini diproyesikan akan mengalami penurunan di angka 4% secara YoY. Namun sekali pun nantinya turun, tapi realisasinya masih jauh dari harapan The FED di kisaran 2 persen. Sehingga bagaimana sikap The FED terhadap situasi ekonomi di AS nantinya juga perlu disikapi dengan hati hati.

“Selain indeks saham, kinerja mata uang rupiah diproyeksikan masih berpeluang untuk kembali menguji level 15 ribu per US Dolarnya. Atau setidaknya masih akan berkonsolidasi di kisaran level tersebut. US Dolar sejauh ini bergerak menguat menjelang keputusan kebijakan bunga acuan. Dimana merepresentasikan pasar melihat masih ada kemungkinan bunga acuan dinaikkan pada pertemuan tanggal 15 mendatang,” beber Gunawan.

Untuk kinerja harga emas juga berpeluang mengalami tekanan. Meskipun diproyeksikan akan berkonsolidasi dalam rentang $1.930 hingga $1.970 per ons troynya.

Akan tetapi emas berpeluang naik jika seandainya the FED justru menahan kebijakan bunga acuan, dan memberikan sinyalemen dovish kebijakan moneternya. Namun, hal sebaliknya bisa terjadi kalau The FED secara keseluruhan bersikap hawkish di pekan ini. (anita/hm16)

 

 

Related Articles

Latest Articles