Monday, January 20, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Performa Ekspor Karet Sumut masih Stagnan, Ini Pemicunya

journalist-avatar-top
By
Monday, October 9, 2023 20:18
14
performa_ekspor_karet_sumut_masih_stagnan_ini_pemicunya

performa ekspor karet sumut masih stagnan ini pemicunya

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Ketidakpastian global seperti kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang hawkish, perang Rusia Ukraina, serta adanya ketegangan China-AS ternyata sejalan dengan performa ekspor karet di Provinsi Sumatera Utara masih stagnan.

Menurut Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, volume ekspor karet alam dari daerah itu untuk pengapalan bulan September 2023 naik tipis sebesar 158 ton menjadi 24.580 ton atau naik 0,65 persen dibandingkan Agustus.

“Keadaan ini menunjukkan performa yang masih stagnan. Penurunan yang dalam bila volume September 2023 dibandingkan September 2022, yakni drop 15,18 persen dari 28.978 ton,” katanya melalui keterangan resminya, pada Senin (9/10/23).

Baca juga: Ekspor Karet Sumut Turun 3,2 Persen

Untuk pengapalan pada September kondisi permintaan karet China mulai membaik. Posisi China sebagai negara tujuan ekspor September naik satu tingkat dari 4 ke 3.

Sebagaimana diketahui, China merupakan konsumen nomor 1 dunia yang mengkonsumsi lebih 40 persen dari 15,12 juta ton dari total konsumsi karet alam dunia pada 2022.

“Diharapkan untuk pengapalan Oktober mulai membaik seiring dengan faktor permintaan lebih cepat dibandingkan dengan produksi, optimisme mengenai ekonomi China dan India, serta tren harga minyak mentah,” sebutnya.

Baca juga: Gapkindo Sumut Sebut Harga Karet Masih Sulit Naik

Saat ini, ada sebanyak 27 negara tujuan ekspor pada September 2023. Adapun 5 negara tujuan utama adalah Jepang sebesar 43,62 persen, USA 13,51 persen, China 7,22 persen, lalu Brazil sebesar 6,85 persen dan Turki 5,53 persen.

Ditambahkan Edy, sulitnya bangkit masih dengan isu utamanya yakni kelangkaan bahan baku. Untuk diketahui bahwa sumber bahan baku yang sebagian besar dari luar provinsi, di antaranya Riau (20.32 persen), Lampung (17,43 persen), Aceh (8,21 persen), Jambi (5.21 persen), Kepulauan Riau (3.39 persen), Bengkulu (2,81 persen) dan Sumatera Barat (2,02 persen).

“Dimana, sentra produksi karet berada di selatan ekuator atau khatulistiwa saat ini sedang memasuki musim kemarau. Sebaliknya, saat ini sentra produksi di utara ekuator sedang musim hujan. Kedua keadaan ini menggambarkan penurunan produksi,” pungkasnya.

Adapun harga rata-rata SICOM TSR-20 September 2023 sebesar 140,86 sen AS atau naik 10,87 sen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, sampai minggu ketiga harga berfluktuasi dengan kecenderungan melemah. Harga penutupan pada 6 Oktober tercatat 138,6. (anita/hm16)

journalist-avatar-bottomRedaktur Jansen Siahaan