15.6 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Pemerintah Wajib Hidupkan Kembali Perusahaan Tekstil Texmaco

Medan, MISTAR.ID

Pengamat kebijakan publik Dr. H. Sakhyan Asmara. MSP, mengatakan pemerintah wajib mendorong agar perusahaan tekstil Texmaco dapat beroperasi dan kembali menjadi raja tekstil di Indonesia. Hal itu kata Sakhyan melihat sejarah perjalanan perusahaan tekstil Texmaco yang pada masa lalu telah banyak berbuat untuk meningkatkan sumber devisa negara dan telah banyak menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun saat ini Texmaco mengalami kebuntuan akibat terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 dan hingga sekarang Texmaco belum dapat beroperasi.

Sakhyan mengatakan, dalam publish Kementerian Keuangan baru-baru ini dinyatakan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.

Tujuannya antara lain Dalam rangka penanganan dan pemulihan hak negara berupa hak tagih negara atas sisa piutang negara dari dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia maupun aset properti.

Baca juga:Marak Hijab Impor, Pengusaha Tekstil Bakal ‘Mati’?

Skandal Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang dikenal dengan istilah skandal BLBI, merupakan mega skandal yang melibatkan para konglomerat yang selama ini menjadi pusat perhatian publik diantaranya ialah Trijono Gondokusumo – Bank Putra Surya Perkasa, Kaharudin Ongko – Bank Umum Nasional (BUN), Sjamsul Nursalim – Bank Dewa Rutji, Sujanto Gondokusumo – Bank Dharmala, Hindarto Tantular/Anton Tantular – Bank Central Dagang, dan Marimutu Sinivasan – Group Texmaco yang disebut-sebut juga terlibat dalam skandal BLBI.

“Namun dalam pernyataan persnya beberapa hari lalu, Bos Texmaco Marimutu Sinivasan, menegaskan bahwa Texmaco tidak pernah mendapatkan dan tidak pernah memiliki Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) berdasarkan dokumen dan bukti-bukti yang dimiliki oleh Texmaco Group. Akan tetapi Marimutu Sinivasan mengakui bahwa kelompok bisnisnya mempunyai kewajiban (Hutang) kepada negara sebesar Rp8.095.492.760.391. Hutang komersial ini sanggup dikembalikan Texmaco Group dalam waktu 7 (tujuh) tahun yakni 2 tahun grace period dan 5 tahun penyelesaiannya apabila Texmaco bisa beroperasi,” kata Sakhyan melalui keterangan tertulisnya, Minggu (12/12/21).

Menurut Sakhyan, ini kesempatan baik bagi pemerintah untuk menghidupkan sektor industri tekstil di Indonesia mengingat Marimutu Sinivasan sangat ahli di bidang itu. Untuk itu Sakhyan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” Medan, berharap pemerintah membuka komunikasi produktif dengan Texmaco agar perusahannya dapat berjalan dan hutangnya kepada negara dapat dikembalikan. “Ini adalah win-win solution,” tegas Sakhyan.

Sementara itu tokoh masyarakat India Indonesia yang atif di kancah nasional Tonny Silvaraj mengatakan bahwa dengan beroperasinya kembali Texmaco Group, maka akan membuka lapangan pekerjaan secara besar-besaran.

Pada masa lalu ketika Texmaco masih berjalan, perusahaan ini kata Tonny sempat menyerap tenaga kerja sebanyak 30 ribu orang.

Baca juga:Dapat Dipakai Ulang, Peneliti Mengembangkan Lapisan Tekstil Pengusir Virus

“Itu bukan jumlah yang kecil. Apabila Texmaco beroperasi, pasti memberi dampak bagi penciptaan tenaga kerja mulai dari industri hulu sampai hilir. Dengan hidupnya perusahaan tekstil Texmaco, diharapkan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri.

Dan Texmaco juga dapat mengekspor produksinya ke pasar dunia serta mendorong bangkitnya perusahaan manufaktur yang canggih yang pernah dimiliki Texmaco di Indonesia.

Produknya bagus dan harganya murah. Texmaco merupakan salah satu perusahaan yang digandeng pemerintah untuk menyuplai komponen-komponen yang diperlukan dalam industri pertahanan Indonesia, yaitu PT. Pindad. Contoh produk yang berhasil dan sudah digunakan adalah truk PERKASA yang digunakan oleh TNI Angkatan Darat,” tutur Tonny Silvaraj menutup keterangan tertulisnya. (Iskandar/hm06).

 

Related Articles

Latest Articles