23.5 C
New York
Tuesday, May 28, 2024

Lelaki Ini Mencari Minyak Jelantah di Siantar Untuk Diolah jadi Biodiesel

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Bahan bakar berbahan baku lemak hewani maupun nabati yakni Biodiesel atau Fatty acid methyl ester (FAME) tengah ramai digunakan masyarakat di berbagai negara. Alasannya, lebih rendah polusi dan ramah lingkungan.

Ternyata, biodiesel juga bisa dihasilkan dari minyak goreng bekas atau minyak jelantah. Yakni, minyak yang sudah habis pakai menjadi limbah. Mendapatkannya, kebanyakan dari usaha gorengan partai kecil dan besar serta rumah tangga.

Jelantah memiliki nilai ekonomi yang tidak sedikit. Minyak jelantah itu pun menjadi salah satu opsi bisnis menjanjikan di masa depan.

Baca Juga: Usaha Keluarga Diberi Kredit Rp2 Juta

Ricky Toreh, merupakan pengepul (pengumpul) minyak jelantah, sisa-sisa penggorengan untuk daerah Kota Pematangsiantar dan sekitarnya. Dia bekerjasama dengan salah satu perusahaan biodiesel yang berada di Kota Medan.

“Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, tak terkecuali kota ini (Pematangsiantar-red), segala usaha saya lakoni, yang panting bagaimana mendapatkan uang secara halal,” katanya, Sabtu (6/2/21).

Dalam usaha minyak bekas ini, Ricky sudah mempunyak karyawan sebanyak 6 orang.

Memanfaatan minyak jelantah menjadi biodiesel, kata dia, menjadi salah satu opsi yang baik sebagai bagian dari peningkatkan sirkular ekonomi saat ini. Salah satunya melakukan daur ulang pemanfaatan sumber daya, untuk terus menghasilkan manfaat ekonomi sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

Baca Juga: Belajar dari Kegigihan, Zulkarnaen Toreh Memanfaatkan Barang Bekas

Minyak jelantah tersebut secara berkala ia antar ke Medan untuk diolah menjadi biodiesel. Dalam sebulan, Ricky sanggup mengumpulkan hingga 2 ton minyak jelantah dari berbagai kalangan masyarakat.

Setiap sebotol ukuran 1,5 liter minyak jelantah yang diberikan padanya, dihargai sebesar Rp5000 hingga Rp6000. Itupun tergantung kualitas minyak jelantahnya.

“Terkadang ada juga minyak bekas yang diberikan warga sudah bercampur dengan air. Ini harus kita pilah kembali, agar tidak tercampur dengan minyak jelantah lainnya,” jelas dia.

Baca Juga: Budidaya Ikan Lele di Rumah dengan Memanfaatkan Ban Bekas

Dia juga menuturkan, masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang minyak jelantah ini yang dapat ditukar dengan uang. Mereka mengira, minyak bekas tersebut tidak berguna lagi dan kebanyakan dibuang begitu saja. Padahal, sebotol minyak bekas itu dijual bisa menghasilkan sabun cuci ataupun lainnya secara gratis. Bisa membantu masyarakat dimasa pandemi ini.

Ricky pun dengan sabar mengumpulkan minyak jelantah itu baik dari restoran, hotel dan rumah tangga. Namun, ada pula warga yang mendatangi tempat usahanya yang berada di jalan Sisingamangaraja, tepatnya di depan Universitas Simalungun.

“Kalau dibilang ada untungnya dalam usaha pengumpul minyak bekas ini, saya hanya jawab Alhamdulillah aja pada Allah. Walaupun masih bisnis baru bagi saya, namun telah membuahkan nilai yang sangat besar bagi saya,” ujarnya dengan merendah hati tanpa menyebutkan omset yang diraupnya dalam menjalankan usaha tersebut.(yetty/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles