12.9 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi RI dan Suku Bunga The FED, Waspadai Ketidakpastian Pasar

Medan, MISTAR.ID

Banyak agenda dan data penting yang akan dirilis pada pekan ini. Dari tanah air akan disuguhkan rilis data kinerja inflasi, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi. Inflasi secara bulanan diproyeksikan akan mengalami peningkatan.

Hal ini diungkapkan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, Senin (1/5/23). Sementara itu untuk inflasi secara tahunan disebutkannya akan bergerak turun. Data inflasi tersebut belum akan memberikan pengaruh besar bagi kinerja pasar keuangan domestik di awal pekan ini.

“Yang paling dinanti pelaku pasar adalah rilis data pertumbuhan ekonomi. Meskipun sejauh ini pertumbuhan ekonomi nasional masih berpeluang membukukan kinerja yang bagus. Tetapi potensi perlambatan yang terjadi perlu untuk dicermati. Terlebih menjelang akhir pekan ini Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The FED akan menetapkan besaran suku bunga acuannya. Ditambah testimoni terkait dengan kondisi ekonomi AS yang turut dibarengi dengan ekspektasi bagaimana kebijakan suku bunga nantinya,” kata Gunawan.

Baca Juga:The Fed Diprediksi Kembali Naikkan Suku Bunga, Ini Besarannya

Selama ini, sambung Gunawan, perkembangan kinerja ekonomi di AS yang turut dibarengi dengan terjadinya krisis di sektor perbankan. Telah membuat sikap pelaku pasar terbelah, karena ketidakpastian bagaimana suku bunga acuan global yang dimotori Oleh The Fed nantinya akan terbentuk.

“Meksi demikian saya masih meyakini bahwa tetap ada ketidakpastian, mengingat data inflasi dan ketenaga-kerjaan di AS masih solid. Karena krisis perbankan masih terus terjadi. Menggiring saya pada kesimpulan bahwa kondisi pasar keuangan masih rawan megalami tekanan dalam jangka pendek. Tren pertumbuhan ekonomi AS yang melambat menjadi 1,1% di Q1 secara YoY akan mendorong perlambatan pada kinerja ekonomi di Negara lain. Ancaman resesi sulit untuk terelakkan dan akan membuat pelaku pasar pesimis,” jelas Dosen UISU ini.

Sementara itu, di pekan ini, pasar keuangan akan bergerak volatile dan berpotensi berfluktuasi liar dibandingkan dengan kinerja sebelumnya. Perdagangan di pasar keuangan khususnya pasar saham akan menuntut kehati-hatian ekstra karena situasinya bisa berubah dalam waktu yang sangat cepat.

Baca Juga:Dolar Melemah, Pasar Cari Petunjuk dari The Fed dan ECB

Untuk kinerja pasar saham yang mengalami kenaikan sekitar 1,4% selama sepekan sebelumnya ini bisa memicu aksi profit taking di pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang terkoreksi terlebih jika sikap The FED ditambah data pertumbuhan ekonomi di tanah air tidak mampu menopang penguatan.

“Nah, untuk kinerja mata uang arupiah sendiri saya menilai masih diuntungkan dengan krisis perbankan di AS yang terjadi sampai saat ini, meksipun potensi penguatannya terbatas. Rupiah masih akan mampu bertahan di area 14.600  hingga 14.800 per US Dolar,” bebernya.

Sementara IHSG yang sangat dekat dengan level 7.000 memiliki resistensi yang kuat dan rawan terkoreksi di bawah 6.900. Untuk harga emas memang masih mengalami tekanan meskipun bisa berbalik menguat sekiranya sinyal kenaikan bunga acuan The FED memudar. “Untuk harga emas berpeluang ditransaksikan dikisaran $1.950 hingga $2.000 per ons troy di pekan ini,” pungkasnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles