16.8 C
New York
Tuesday, September 24, 2024

Jastip Luar Negeri Kian Bertambah, Ini Kata Pengamat Ekonomi

Medan, MISTAR.ID

Fenomena jasa titip (jastip) dari luar negeri semakin marak di kalangan anak muda Indonesia. Menanggapi masalah ini, pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo mengatakan bahwa bisnis ini digerakkan anak-anak muda yang melihat peluang dari perbedaan harga barang antar negara.

“Jastip dirasakan cukup besar manfaatnya karena harga barang dan kualitas barang yang dikonsumsinya dengan harga yang relatif lebih rendah dibandingkan di tanah air atau terkadang produk itu memang tidak tersedia di dalam negeri,” katanya kepada mistar.id, Selasa (24/9/24)

Namun, lanjutnya, fenomena ini juga membawa dampak negatif bagi UMKM yang memproduksi barang serupa seperti baju dan sepatu, karena menjadi pesaing.

Bagi pemerintah, hal ini juga menghilangkan potensi penerimaan negara melalui bea masuk atau pajak impor. Sedangkan bagi penjual dan konsumen jelas menguntungkan.

“Mengingat dampak negatifnya yang lebih besar khususnya bagi pengusaha UMKM yang memproduksi barang sejenis karena ada perbedaan harga, maka jastip harus dikenakan pajak impor atau bea masuk yang sesuai agar harga barang jastip menjadi lebih berimbang harganya,” jelasnya.

Baca juga: Ini Beberapa Tips Untuk Memulai Bisnis Jasa Titip

Lanjut Wahyu, jastip dalam jumlah kecil sering kali sulit dibedakan dengan konsumsi pribadi, sehingga sulit terdeteksi oleh petugas bea cukai.

“Staf bea cukai juga tidak dapat menuduh bahwa itu adalah barang jastip karena dengan jumlah yang wajar pasti tidak akan terdeteksi,” katanya.

Namun, jastip dalam jumlah besar dan pelakunya yang bolak-balik membawa barang dalam jumlah banyak bisa dicurigai.

Wahyu menekankan pentingnya ketegasan dan integritas petugas bea cukai dalam menangani jastip yang tidak sesuai aturan. Jika tidak, maka potensi penerimaan negara akan berkurang dan produk UMKM sejenis menjadi tersaingi.

“Dalam jangka panjang memang UMKM kita harus mampu bersaing. Di tengah globalisasi cara-cara ini akan terus berlanjut, maka kita pun harus siap bersaing. Kalau tidak mampu maka produk UMKM luar negeri akan masuk dan menguasai pasar lokal,” tutupnya. (susan/hm20)

Related Articles

Latest Articles