Thursday, March 6, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Inflasi Terkendali, OJK: Perlu Cermati Indikator Permintaan Lain

journalist-avatar-top
By
Rabu, 5 Maret 2025 10.52
inflasi_terkendali_ojk_perlu_cermati_indikator_permintaan_lain

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan inflasi secara nasional sebesar 0,76 persen di Januari 2025 dan inflasi inti 2,26 persen.

“Angka ini menunjukkan permintaan domestik masih terkendali,” kata Mahendra pada konferensi pers hasil rapat dewan komisioner bulanan, Rabu (5/3/2025).

Tapi, masih perlu dicermati indikator permintaan domestik lain.

"Indikator permintaan domestik lainnya yang perlu dicermati, yaitu penurunan penjualan kendaraan, semen, perlambatan pertumbuhan harga, dan turunnya volume penjualan rumah," ucapnya.

Mahendra menyampaikan, dari sisi suplai, The Purchasing Managers' Index (PMI) manufacture pada Januari 2025 naik 51,9 dari 51,2.

"Kinerja eksternal tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global. Terlihat pada surplus neraca perdagangan yang terus berlangsung, yaitu USD3,45 miliar atau tumbuh 71 persen secara y-o-y," ucapnya.

Untuk pertumbuhan ekonomi global, Mahendra mengatakan masih stagnan. Namun, inflasi di beberapa negara maju menunjukkan penurunan.

"Volatilitas pasar tetap tinggi seiring ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang terus berkembang," ujarnya.

Sambungnya, Amerika Serikat mengalami pertumbuhan ekonomi yang solid dengan aktivitas didukung konsumsi domestik.

"Inflasi 3 persen pada Januari 2025 dan core CPI (indeks harga konsumen) naik 3,3 persen. Menunjukkan tekanan harga di luar energi dan pangan masih tinggi," tuturnya.

Penerapan tarif baru Amerika Serikat terhadap mitra dagang utamanya pasti diterapkan.

"Hal itu akan meningkatkan ketidakpastian di perdagangan global," tuturnya.

Sedangkan Tiongkok, pertumbuhan ekonomi bertahan dengan CPI masih rendah, yaitu 0,5 persen. Indeks harga produsen juga terus mengalami kontraksi.

"Adapun PMI masih di zona ekspansi dan turun menjadi 50,1 di bawah ekspektasi pasar," katanya. (amita/hm20)

RELATED ARTICLES