Inflasi Siantar Tembus 1,14 Persen, Pengamat: Pemko Harus Antisipasi


Ilustrasi Inflasi. (f: ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kota Pematangsiantar mengalami inflasi month-to-month sebesar 1,14 persen. Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan Indeks Harga Konsumen dari 109,46 pada Maret 2025 menjadi 110,71 pada April 2025.
Melihat tingginya kenaikan inflasi, pengamat ekonomi dari Universitas Simalungun, Darwin Damanik meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar lebih cermat mengantisipasi faktor-faktor penyebab inflasi.
Menurut Darwin, fenomena kenaikan harga menjelang Lebaran merupakan tren musiman yang seharusnya dapat diprediksi lebih awal agar tidak terjadi inflasi.
“Ketika memasuki momen hari raya seperti Idulfitri, permintaan masyarakat biasanya meningkat jauh dibandingkan penawaran. Ini sudah menjadi tren tahunan yang semestinya bisa diantisipasi,” kata Darwin kepada Mistar, Jumat (9/5/2025).
Salah satu faktor adalah kenaikan tarif listrik. Pemerintah seharusnya bisa memprediksi lonjakan penggunaan listrik saat hari besar. Darwin menyarankan adanya kebijakan untuk mengurangi beban tarif listrik pada periode tersebut guna menekan inflasi.
“Tanpa subsidi, tarif listrik melonjak. Tentu, ini berdampak langsung pada meningkatnya biaya produksi dan konsumsi rumah tangga, yang kemudian mendorong inflasi,” ucapnya.
Faktor lainnya adalah harga emas akibat penguatan nilai tukar dolar terhadap rupiah.
“Kenaikan harga emas cukup tajam beberapa bulan terakhir. Nilai tukar dolar yang menguat membuat harga emas naik tinggi di pasar,” tuturnya lagi.
Berbeda dengan kelompok masyarakat kelas menengah ke atas yang cenderung lebih tahan terhadap dampak inflasi, khususnya terhadap kenaikan tarif listrik. Hal ini tercermin dari indeks keyakinan konsumen yang tetap stabil pada kelompok pengeluaran tertinggi.
“Untuk kalangan menengah ke atas, dampaknya tidak terlalu besar. Mereka masih bisa menyesuaikan,” ucapnya. (abdi/hm20)