22.8 C
New York
Tuesday, May 28, 2024

Harga TBS Menurun, Pengamat: Petani Jangan Bergantung pada Harga

Medan, MISTAR.ID

Dinas Perkebunan Sumut telah merilis harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan.

Penurunan ini berdasarkan hasil rapat Kelompok Kerja Teknis Tim Rumus Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Perkebun Provinsi Sumut dimana harga TBS ditetapkan di angka Rp3.414 per kilogram (kg), atau turun Rp21 dibandingkan harga pekan lalu yang ditetapkan sebesar Rp3.414 per kg.

“Sementara untuk rata-rata harga CPO lokal dan ekspor sendiri ditetapkan di angka Rp14.047 per kg. Sama seperti TBS, rata-rata harga CPO  untuk sepekan juga mengalami penurunan sebesar Rp97 per kg, karena pekan lalu itu, harga CPO kami tetapkan sebesar Rp14.144 per kg,” kata Ketua Kelompok, Ponten Naibaho, Kamis (9/12/21).

Menanggapi penurunan harga TBS ini, Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan kalau petani sawit ingin sejahtera, jangan bergantung pada harga CPO-nya saja.

Baca juga:Dilaporkan Warga, Penjaga Gudang CPO Pabatu Diamankan Polisi 

“Yang diharapkan saat ini adalah peningkatan permintaan dari sisi volume ke negara importir. Karena kalau penjualan dari sisi volume stabil atau meningkat, produksi CPO di tanah air bisa lebih stabil dan ditingkatkan. Ini yang sebenarnya kita harapkan. Kalau harga CPO dan kurs mata uang kan sifatnya fluktuatif, jadi tidak semestinya kita bergantung hanya dari harga maupun kurs mata uang secara berlebihan. Permintaan CPO yang naik dari sisi volume itu akan lebih mencerminkan harga di pasar. Dan tren kenaikan harga CPO itu sendiri juga tidak terlepas dari tren permintaannya sendiri,” jelasnya.

Jadi kalau stok tersedia dan permintaan cukup, besar kemungkinan harga CPO juga akan mampu bertahan. Tetapi kalau stoknya tersedia, namun permintannya sangat labil, harga CPO masih akan terombang ambing. Jadi sekali lagi perlu upaya yang lebih keras untuk memasarkan CPO ke negera lain atau ke konsumen pada umumnya. Karena nilai fundamentalnya ada disitu.

Sejauh ini, pesaing CPO di pasar yang menjadi musuh bebuyutan itu adalah kacang kedelai. Tren harga kedelai berbeda belakangan ini. Dimana kacang kedelai trennya naik. Di pekan terkahir bulan November harga kacang kedelai berada dikisaran $1.445 per metric ton, namun saat ini harganya dikisaran $1.470 per metric tonnya.

“Artinya kalau harga kacang kedelai mahal, seharusnya CPO memiliki peluang untuk menggantikan kacang kedelai tersebut. Tetapi lagi-lagi kita jangan terlalu berharap pada pesaing CPO tersebut. Omicron masih membayangi ekspektasi pemulihan ekonomi global. Jika omicron tidak memicu kepanikan lanjutan, saya yakin CPO harganya bisa berbalik,” bebernya.

Baca juga:Naiknya CPO Bikin Harga Minyak Goreng Ikut Terdongkrak

Masih kata Gunawan, masalah CPO saat ini adalah adanya kampanye negatif yang masih terus disuarakan. Ini jadi tantangan berat bagi sawit, sehingga penetrasi pasar CPO menjadi tidak optimal. Dan upaya untuk meningkatkan volume penjualan kerap terkendala disitu.

Namun, sambung Dosen Ekonimi Bisnis di UINSU tersebut jangan patah arang. Jutaan masyarakat Indonesia masih bergantung pada tanaman sawit berikut produk turunannya.

“Jadi kita harus pada satu kesimpulan bahwa sawit ini untuk kesejahteraan rakyat. Jika ingin rakyat sejahtera lewat sawit, maka penjualannya itu yang harus dinaikkan. Jangan terlalu bergantung pada harga CPO nya saja. Karena kalau penjualannya bisa naik, maka produksi harus naik, petani yang terlibat semakin banyak, harga CPO bisa terjaga, dan muaranya ada pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya,” pungkasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles