11.4 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Harga Emas Turun Tipis

Washington, MISTAR.ID
Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan, Kamis (13/10/22) atau Jumat (14/10/22) pagi WIB, setelah terperosok menembus level psikologis 1.650 dolar, namun menguat kembali mengembalikan sebagian besar kerugian awal karena dolar jatuh setelah data inflasi AS lebih kuat dari perkiraan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.677,00 dolar AS per ounce, setelah jatuh hampir 29 dolar AS sebelumnya ke level terendah dua minggu di 1.648,40 dolar AS.

Emas berjangka tergelincir 8,50 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.677,50 dolar AS per ounce pada, Rabu (12/10/22), setelah terangkat 10,80 dolar AS atau 0,64 persen menjadi 1.686,00 dolar AS pada Selasa (11/10/22), dan anjlok 34,10 dolar AS atau 1,99 persen menjadi 1.675,20 dolar AS pada Senin (10/10/22).

Dolar melemah setelah data inflasi terbaru dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan The Fed masih jauh tertinggal dalam perjuangannya melawan tekanan harga.

Baca Juga:Permintaan Emas Antam di Medan Naik 20 Persen

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap euro, yen, pound, dolar Kanada, krona Swedia dan franc Swiss, jatuh untuk pertama kalinya dalam tujuh hari, setelah mencapai level tertinggi dua minggu di 113,835.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Kamis (13/10/22), bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4 persen pada September berdasarkan penyesuaian musiman setelah naik 0,1 persen pada Agustus.

Harga konsumen secara keseluruhan naik 8,2 persen dalam 12 bulan terakhir, lebih tinggi dari prediksi ekonom sebesar 8,1 persen.

Data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan membantu meningkatkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dalam pertemuan November.

Baca Juga:Emas Anjlok 34,1 Dolar AS

Bank sentral telah menaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin sejak Maret untuk mengekang tekanan harga yang tidak terkendali, dan kemungkinan akan menambah 125 basis poin lagi sebelum akhir tahun.

Para ekonom memperkirakan kenaikan lebih lanjut pada tahun 2023, membuat pembicaraan tentang “puncak inflasi” tidak relevan untuk saat ini.

“Para pembuat kebijakan telah menjelaskan bahwa dibutuhkan lebih dari satu angka untuk mempengaruhi mereka, tetapi investor tidak pernah menunggu selama itu,” kata analis OANDA Craig Erlam, mempertanyakan reli risk-on prematur di pasar yang mengharapkan penurunan suku bunga Fed.

Emas juga menemukan beberapa dukungan karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Kamis (13/10/22), bahwa klaim pengangguran awal AS naik 9.000 menjadi 228.000 dalam pekan yang berakhir 8 Oktober.

Baca Juga:Harga Emas Naik Lagi Jadi Rp945 Ribu per Gram

Perkiraan median para ekonom menyebutkan 225.000 permohonan baru. Rata-rata pergerakan empat minggu meningkat menjadi 211.500.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 2 sen atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 18,918 dolar AS per ounce.

Platinum untuk pengiriman Januari naik 15,4 dolar AS atau 1,75 persen, menjadi ditutup pada 896,4 dolar AS per ounce.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles