“Jika terjadi penurunan pada harga beras lokal, maka konsumen akan lebih memilih beras lokal ketimbang beras Bulog. Sekalipun dengan kualitas yang sama, tapi beras Bulog memiliki rasa yang sedikit berbeda dengan beras lokal,” tukasnya.
Sementara, beras lokal lebih pulen sehingga lebih sesuai dengan lidah masyarakat, dibandingkan dengan beras Bulog yang didatangkan dengan cara diimpor.
“Sehingga potensi penurunan harga beras di musim panen nanti pada dasarnya tidak akan terganggu dengan kehadiran beras Bulog di pasar,” katanya.
Baca juga: Stok Beras di Simalungun Mencapai 350 Ton
Namun untuk menjaga supaya harga gabah di petani tidak turun jauh, maka pemerintah bisa menugaskan Bulog untuk melakukan dua hal.
“Pertama, mengurangi kurangi distribusi beras Bulog (SPHP) di pasaran atau tidak mendistribusikan beras SPHP juga bisa dilakukan sementara,” anjurnya.
Dan untuk beras Bulog didistribusikan hanya untuk bantuan pangan kepada masyarakat.
“Kedua, Bulog juga diminta untuk menyerap gabah ataupun beras petani. Sehingga dari sisi demand atau permintaan bisa menahan potensi penurunan harga gabah,” tutupnya. (dinda/hm25)
