Barantin Sumut Sertifikasi 18,1 Ton Ikan Nila ke AS
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=64&q=75)
![barantin_sumut_sertifikasi_181_ton_ikan_nila_ke_as](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F15-02-2025%2Fbarantin_sumut_sertifikasi_181_ton_ikan_nila_ke_as_2025-02-15_14-13-05_2066.jpg&w=1920&q=75)
Penyimpanan fillet ikan Nila di container suhu -24 derajat C. (f: ist/mistar)
Deli Serdang, MISTAR.ID
Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Sumatera Utara (Sumut) sertifikasi 18,1 ton ikan Nila dalam bentuk Frozen Farm Raised Tilapia Fillets tujuan Amerika Serikat (AS) melalui satuan pelayanan Kualanamu.
Kepala Karantina Sumut, N Prayatno Ginting menyampaikan pada periode akhir November sampai Desember tahun 2024, pihaknya juga mengekspor hal serupa dengan tujuan beberapa negara seperti Canada, Amerika, Cina, Taiwan dan Korea Selatan.
"Data Best Trust ekspor komoditas serupa (ikan) mencapai 502 ton dengan nilai Rp64,4 miliar dan di awal tahun 2025, sudah sebanyak 353,69 ton telah diekspor ke berbagai negara," ujarnya, Sabtu (15/2/25).
Ginting menjelaskan, Karantina memberikan jaminan kualitas ekspor serta memberi keyakinan ke negara tujuan bahwa komoditas ikan fillet telah memenuhi syarat dan aman dikonsumsi.
Baca Juga: Heboh Anggur Shine Muscat Tercemar Pestisida, Badan Karantina Indonesia: Pengawasan Ketat
"Syarat mutlak internasional untuk produk hewan, ikan dan tumbuhan ialah sertifikasi Karantina. Pemeriksaan dapat dilakukan langsung di gudang pemilik atau tempat pemeriksaan karantina," tuturnya.
Bagi komoditas ikan, Ginting mengatakan dilakukan pengecekan fisik agar mengetahui jenis, hingga jumlah kesesuaian isi dokumen dan pengecekan laboratorium dengan hasilnya telah keluar Laporan Hasil Uji (LHU), serta Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
"Hasilnya menunjukkan ikan Belu segar tidak menunjukkan adanya kerusakan sesuai permintaan negara tujuan dan tidak menunjukkan gejala klinis, hingga kondisi produk ikan serta kemasan baik," ucapnya.
Kemudian, Ginting juga menyampaikan agar aman sampai negara tujuan, komoditas ikan tersebut disimpan dalam container dengan suhu dingin –24 derajat C agar kualitasnya tetap terjaga. (berry/hm24)
![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=256&q=75)