15.9 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Bank Sentral AS Jadi Fokus Pasar Pekan Ini, Pasar Keuangan Bisa Sangat Volatile

Medan, MISTAR.ID

Setelah pekan yang sangat membosankan pada perdagangan sepekan sebelumnya. Di pekan ini ada banyak agenda penting yang akan membuat kinerja pasar keuangan bergerak atraktif. Akan tetapi waspadai kemungkinan bahwa pasar keuangan bisa saja bergerak volatile (tidak stabil) dengan rentang pergerakan yang sangat lebar.

Analisis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan bahwa tiga agenda yang paling dinanti adalah rilis data inflasi di AS, keputusan suku bunga acuan serta testimoni oleh Bank Sentral AS.

“Inflasi inti maupun inflasi secara keseluruhan bisa saja tidak jauh dari proyeksi. Sementara suku bunga acuan Bank Sentral AS diproyeksi akan tetap bertahan. Namun arah kebijakan Bank Sentral AS kedepan, ditambah dengan gambaran ekonomi secara menyeluruh dalam pidato Gubernur Bank Sentral AS lebih menentukan kinerja pasar keuangan,” ungkapnya pada mistar.id, Senin (11/12/23).

Kemudian, Gunawan menuturkan pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah bursa saham di Asia ditransaksikan di teritori negatif.

Baca juga: Antisipasi Inflasi, Pemko Sibolga Gelar Pasar Murah

“Sehingga diproyeksikan IHSG akan bergerak seirama dengan kinerja bursa saham di Asia,” ujarnya.

Sambungnya, IHSG di pekan ini berpeluang bergerak dalam rentang 7.000 hingga 7.150.

“Dengan perlu mewaspadai kemungkinan agenda ekonomi yang lebih buruk dan terlalu jauh dari ekspektasi,” katanya was-was.

Dikatakannya, IHSG pada sesi perdagangan pagi tadi ditransaksikan melemah di level 7.130. Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan melemah di level 15.600 per US Dolar pada sesi perdagangan pagi.

Baca juga: Kampanye Dimulai, Pasar Keuangan Diprediksi Menguat

“Jelang keputusan Bank Sentral AS Rupiah kerap mengalami pelemahan. Di pekan ini rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 15.500 hingga 15.650 per US Dolar,” tungkasnya.

Di sisi lainnya, Gunawan mengatakan kinerja harga emas ditransaksikan melemah mendekati level $2.000 per ons troy pada awal pekan ini. Harga emas diproyeksikan masih akan mengalami pelemahan jelang keputusan Bank Sentral AS.

“Walaupun akan berkonsolidasi di level psikologis $2.000. Sejauh ini pelaku pasar masih mencermati bagaimana arah kebijakan The FED ke depan,” imbuhnya.

Nada kebijakan Bank Sentral AS akan sangat menentukan kinerja harga emas nantinya. Dan rilis data inflasi AS menjadi pembuka bagaimana emas merespon data tersebut nantinya.

Baca juga: Pasar Keuangan Sepekan ke Depan Diselimuti Agenda Penting

“Dan secara keseluruhan pasar keuangan dan harga emas sangat bergantung dengan bagaimana prospek suku bunga ke depan serta kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS,” tutupnya. (Dinda/hm20)

Related Articles

Latest Articles