Sistem Penjurusan di SMA akan Dikembalikan, Ini Tanggapan Pelajar di Medan


Sejumlah siswa SMA sedang mengikuti ujian akhir sekolah. (f:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Rencana Kementerian Pendidikan untuk mengembalikan sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa ke jenjang SMA mulai menuai berbagai tanggapan dari kalangan pelajar.
Salah satunya Rizky Aufaraihan Arifin, 17 tahun, siswa kelas XI SMA Negeri 2 Medan. Rizky menilai, pengembalian jurusan ini memiliki sisi positif.
“Karena setelah beberapa bulan ini kami merasakan jalur peminatan mapel (mata pelajaran), yang saya rasakan adalah banyaknya siswa yang salah memilih peminatan hanya karena ikut-ikutan teman,” katanya saat ditanyai Mistar, Rabu (16/4/2025).
Meski begitu, Ketua OSIS SMAN 2 Medan itu juga mengakui bahwa sistem peminatan memiliki manfaat tersendiri.
“Sisi baiknya, sistem ini membantu siswa lebih matang mempersiapkan masa depan sejak kelas X, dengan mewajibkan kami para siswa agar sudah memikirkan langkah apa yang akan diambil jika sudah tamat SMA,” ucapnya.
Ia juga mengaku siap jika penjurusan memang harus diberlakukan kembali. Namun menurutnya, perubahan sistem yang terlalu cepat justru dikhawatirkan akan menimbulkan kebingungan di kalangan siswa, terutama bagi mereka yang akan naik ke kelas XII.
“Pasti ada rasa bingung, menambah pikiran bagi kalangan kami siswa. Apalagi ini seperti memperlihatkan pemerintah yang seolah semudah membalikkan telapak tangan dalam menentukan kebijakan tanpa memikirkan siswa yang menjalani,” tuturnya.
Rizky berharap, agar penjurusan tidak dikembalikan dalam jangka waktu dekat. Karena hanya akan membuat para pelajar semakin bingung untuk menentukan langkah kedepannya.
Senada dengan Rizky, Sophia Sembiring, siswa SMA Swasta Cahaya juga menyatakan dukungannya terhadap rencana tersebut. Karena menurutnya, sistem yang berlaku saat ini hampir sama. Bedanya hanya perbedaan pendalaman mapel saja.
Ia menceritakan pengalamannya yang ingin memperdalam pelajaran biologi, tetapi justru ditempatkan di kelas fisika. Hal ini membuatnya tidak mendapatkan nilai biologi di rapor, padahal ia berencana masuk ke dunia kesehatan.
“Sophia gak bisa ambil kesehatan jalur prestasi, karena nilai biologi di rapor gak ada. Dan terpaksa harus UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) dan mempelajarinya dari awal. Kan itu sudah membuat ribet sebenarnya,” ucapnya.
Menurutnya, untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, harus benar-benar mempersiapkan diri. Dan dengan pengembalian jurusan, para siswa kelas IPA dapat mengambil perkuliahan bagian teknik maupun kesehatan karena nilainya sudah tercantum dalam rapor.
“Karena rugi juga kalau salah satu dari biologi dan fisika itu ga dipelajari. Kalau bisa dua-duanya bahkan lebih bagus, kita dapat menguasai biologi dan juga fisika,” tuturnya. (susan/hm25)