Wednesday, April 16, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Pemberhentian Program Sekolah Penggerak Dinilai Langkah Mundur

journalist-avatar-top
Senin, 14 April 2025 14.13
pemberhentian_program_sekolah_penggerak_dinilai_langkah_mundur

Guru penggerak angkatan 5, Malahayati. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Pemberhentian Program Sekolah Penggerak (PSP) dianggap sebagai langkah mundur jika tidak disertai dengan kebijakan alternatif yang jelas dan terarah. Keputusan ini juga diprediksi akan menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi para guru.

Malahayati, salah satu Guru Penggerak Angkatan 5 Kota Medan, menyayangkan keputusan penghentian program tersebut.

Ia mengatakan, banyak sekolah telah berinvestasi besar dalam pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan mengubah budaya belajar sesuai dengan prinsip PSP.

“Sekolah-sekolah yang terlibat mungkin merasa kehilangan arah, terutama jika tidak ada kebijakan yang jelas terkait kelanjutan atau transisi program ini,” ujar Malahayati kepada Mistar, Senin (14/4/2025).

Guru UPT SMP Negeri 1 Medan itu menambahkan, PSP dirancang untuk mendorong transformasi pendidikan melalui penguatan kapasitas kepala sekolah, guru, dan seluruh ekosistem sekolah untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Malahayati juga menegaskan bahwa jika penghentian ini bertujuan untuk menyederhanakan program pendidikan agar lebih merata, diperlukan komunikasi yang terbuka dan kebijakan transisi yang jelas. Tanpa itu, penghapusan PSP berisiko menciptakan kebingungan di kalangan para guru dan sekolah.

“Salah satu dampak besar dari penghapusan PSP adalah ketidakjelasan peran Guru Penggerak, yang selama ini berfungsi sebagai agen perubahan di sekolah-sekolah,” ucapnya.

Selain itu, ia menyoroti investasi besar yang telah dikeluarkan dalam pelatihan Guru Penggerak. Baik dari sisi anggaran negara, tenaga, maupun waktu yang telah dikorbankan oleh para guru.

“Tanpa keberlanjutan yang jelas, semua investasi tersebut bisa menjadi sia-sia,” kata guru mata pelajaran IPS itu.

Ia juga mengingatkan bahwa Sekolah Penggerak telah menjadi model utama dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Penghapusan program ini berpotensi membuat implementasi kurikulum tersebut tidak merata dan membingungkan sekolah-sekolah lainnya.

“Harapannya, nilai-nilai positif dari Program Sekolah Penggerak tetap diintegrasikan dalam sistem pendidikan secara umum, agar upaya transformasi pendidikan tidak terhenti di tengah jalan,” tuturnya. (susan/hm25)

REPORTER:

RELATED ARTICLES