Saturday, January 18, 2025
logo-mistar
Union
EDUKASI

Autisme Bukan Penyakit, Psikolog: Membutuhkan Pendampingan Seumur Hidup

journalist-avatar-top
By
Friday, November 22, 2024 08:28
16
autisme_bukan_penyakit_psikolog_membutuhkan_pendampingan_seumur_hidup

autisme bukan penyakit psikolog membutuhkan pendampingan seumur hidup

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Banyak masyarakat masih salah kaprah menganggap autisme sebagai penyakit. Psikolog sekaligus Wakil Kepala Kurikulum Pendidikan Inklusi Cikal, Vitriani Sumarlis, menegaskan bahwa autisme atau kondisi autistik bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan.

Melainkan, ini adalah kondisi neurologis yang melekat seumur hidup dan membutuhkan pendekatan adaptif.

“Autis bukan penyakit, tapi itu adalah satu kondisi yang sudah terbawa dalam diri seorang individu dan menempel seumur hidup. Autisme tidak bisa disembuhkan, tetapi kondisinya dapat dibuat lebih adaptif,” ujar Vitri.

Gangguan Neurologis yang Berdampak pada Tiga Area Perkembangan
Vitri menjelaskan bahwa autisme merupakan gangguan neurologis yang memengaruhi tiga aspek utama dalam perkembangan manusia: komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

Baca juga: UNESCO Sediakan Beasiswa untuk Pelajar Indonesia di Bidang Mitigasi Bencana

“Dasar gangguan autisme berasal dari saraf otak. Gangguan ini berdampak pada komunikasi, seperti kesulitan berbicara atau memahami bahasa, interaksi sosial, seperti sulit memahami emosi orang lain, serta perilaku yang seringkali repetitif atau tidak biasa,” jelasnya.

Untuk membantu anak dengan autisme tumbuh secara adaptif, Vitri menekankan pentingnya tiga langkah utama:

Screening Sejak Dini

Screening atau pemeriksaan sejak dini dapat mendeteksi tanda-tanda autisme bahkan pada bayi. Hal ini memungkinkan diagnosis dan intervensi yang tepat.
“Misalnya, anak yang hipersensitif atau hiposensitif secara sensorik bisa terlihat sejak awal. Pendampingan harus dimulai dengan diagnosis yang akurat sejak dini,” katanya.

Kolaborasi Orang Tua, Sekolah, dan Terapis

Vitri menegaskan pentingnya kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan terapis dalam mendampingi anak.

Baca juga: Mengedukasi Anak tentang Seksualitas, Langkah Awal Mencegah Pelecehan Seksual

“Orang tua perlu bekerja sama dengan guru di sekolah dan terapis untuk memastikan anak mendapat pendampingan yang terintegrasi,” tambahnya.

Terapi yang Tepat

Beragam terapi dapat membantu anak dengan autisme sesuai kebutuhannya:

  • Terapi Wicara, untuk membantu anak memahami dan menggunakan bahasa.
  • Terapi Sensorik, untuk mengatasi ketidaknyamanan terhadap stimulus tertentu.
  • Terapi Perilaku, untuk membiasakan anak dengan aturan dan aktivitas terstruktur.

Dengan strategi ini, anak dengan autisme dapat lebih beradaptasi dengan lingkungannya dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Vitri menambahkan bahwa penting untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai autisme. “Kesalahpahaman bahwa autisme adalah penyakit harus diluruskan. Dengan pemahaman yang benar, lingkungan sekitar dapat lebih mendukung perkembangan anak autisme,” tutupnya. (kcm/hm25)

 

 

journalist-avatar-bottomAnita Sinuhaji