Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
BUDAYA

Upacara Adat Beluluh, Yang Menunjukkan Harapan Orang Tua

journalist-avatar-top
By
Tuesday, December 26, 2023 10:35
7
upacara_adat_beluluh_yang_menunjukkan_harapan_orang_tua

upacara adat beluluh yang menunjukkan harapan orang tua

Indocafe

Upacara ini dimaksudkan untuk membuat setiap orang yang mengikutinya menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.

Kutai, Mistar.id

Acara adat digunakan untuk menyampaikan harapan dan keinginan kepada Yang Maha Kuasa, seperti halnya di daerah lain di Indonesia.

Upacara adat ini mungkin merupakan representasi dari keinginan orang tua untuk memberi orang yang diluluh keselamatan dan kebijaksanaan sebagai manusia.

Ritual ini berasal dari kisah yang terjadi di Tanjung Ruwana Kutai pada tahun 1300 di mana bayi perempuan muncul dan menjadi permaisuri Raja pertama Kutai, Adji Batara Agung Dewa Sakti.

Diadakannya acara ini dimaksud untuk membuat setiap orang yang mengikutinya menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.

Pada penghujung tahun lalu, Kesultanan Kutai Kartanegara mengangkat Beluluh Sultan. Pelantikan dilakukan di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara di Martadipura, yang terletak di Jalan Toraga Timur Tenggarong.

Baca juga : Mengenal Ritual Pembersihan Tengkorak di Bengkayang

Ritual tersebut dihadiri para kerabat Kesultanan dan  pejabat  di lingkungan Pemkab Kukar serta  undangan lainnya.

Upacara adat Erau Beluluh dilakukan sebelum pembukaan Erau untuk menyucikan Sultan Kutai dari semua kejahatan, baik yang terlihat maupun yang gaib.

Sultan akan didudukkan di sebuah balai dan menjalani sejumlah prosesi selama ritual ini.

“Beluluh” berasal dari kata “luluh”, yang berarti “musnah” dan “buluh”, yang berarti batang bambu. Sultan Kutai berdiri di atas tilam kasturi selama prosesi beluluh.

Dengan berpijak pada pusaka batu tijakan, sultan kemudian menaiki balai bambu.

Di bawah rendu, atau ikatan daun beringin, sultan duduk di atas singgasana bambu di balai bambu. Dia dipayungi kirab tuhing, kain kuning, yang dipegang oleh empat pemuda.

Dalam bahasa Kutai, tuhing berarti pantangan. Balai bambu ini berada di atas lukisan suci tambak karang.

Peduduk atau sesajian diletakkan di kaki balai bambu yang dihiasi daun kelapa.

journalist-avatar-bottomRedaktur Tengku Bobby Lesmana