Thursday, February 20, 2025
logo-mistar
Union
BUDAYA

Hari Valentine, 14 Februari, dan Asal-usulnya

journalist-avatar-top
By
Friday, February 14, 2025 09:05
229
hari_valentine_14_februari_dan_asalusulnya

Ilustrasi, Hari Valentine. (f:freepik/mistar)

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Hari Valentine, yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahun sejak sekitar abad ke-14 silam, juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang.

Karena pada saat itu, para kekasih pria maupun wanita akan berupaya mengekspresikan kasih sayang mereka dengan memberi ucapan dan hadiah.

Meski Hari Valentine sudah dirayakan sejak sekitar abad ke-14 silam, namun asal-usul sebenarnya dari hari kasih sayang ini masih samar-samar. Demikian dilansir dari Britannica, pada Jumat (14/2/25).

Tapi tahukah anda, bahwa Hari Valentine tidak selalu dikaitkan dengan cinta? Meskipun asal-usulnya masih samar, banyak yang berpendapat bahwa hari raya ini berakar dari festival Romawi kuno Lupercalia.

Festival itu diselenggarakan, pada pertengahan Februari, merayakan datangnya musim semi dengan perayaan yang riuh dan ritual kesuburan, serta penjodohan wanita dengan pria melalui undian.

Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius melarang perayaan Lupercalia, dan beberapa orang berpendapat bahwa ia menggantinya dengan hari untuk merayakan St (Santo) Valentine yang mati syahid.

Akan tetapi, orang yang dimaksud hari ini juga tidak jelas, karena catatan para santo mencantumkan banyak St Valentine, mungkin dua di antaranya dieksekusi pada tanggal 14 Februari di abad ke-3.

Legenda tertentu mengaitkan asal nama itu dengan seorang pendeta Romawi bernama Valentine, sementara yang lain menyebut St Valentine yang sebenarnya sebagai uskup dari Terni.

Beberapa cendekiawan bahkan percaya bahwa mereka adalah orang yang sama! Terlepas dari Valentine mana yang diperingati, hari itu tidak dikaitkan dengan romansa sampai sekitar seribu tahun kemudian.

Pada akhir abad ke-14, penyair Inggris Geoffrey Chaucer menerbitkan “Parliament of Fowls,” sebuah puisi yang menyatakan Hari Valentine sebagai waktu di mana burung memilih pasangannya.

Puisi tersebut tampaknya memicu tradisi bagi para kekasih untuk saling mengirim surat romantis selama musim kawin burung.

Pesan-pesan itu, yang disebut valentine, semakin populer dan diproduksi secara massal pada akhir tahun 1700-an.

Komersialisasi hari raya itu membantu menjadikan permen, perhiasan, dan bunga sebagai hadiah yang umum.

Saat ini, Hari Valentine populer di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Filipina, dan negara-negara lain di seluruh dunia. (*/hm27)

journalist-avatar-bottomRedaktur Ferry Napitupulu

RELATED ARTICLES