Tewaskan Seorang Warga, Perbaikan Jembatan Gantung di Asahan Tak Juga Selesai
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=64&q=75)
![tewaskan_seorang_warga_perbaikan_jembatan_gantung_di_asahan_tak_juga_selesai](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F11-02-2025%2Ftewaskan_seorang_warga_perbaikan_jembatan_gantung_di_asahan_tak_juga_selesai_2025-02-11_14-13-06_6121.jpg&w=1920&q=75)
Kondisi jembatan gantung Marhancing di Desa Huta Padang Asahan yang tak kunjung selesai. (f: ist/mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Masyarakat Desa Huta Padang, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, mengeluhkan lambatnya penyelesaian proyek rehabilitasi Jembatan Gantung Marhancing di desa mereka, meski sudah menewaskan seorang warga.
Proyek yang dimulai sejak November 2024 itu hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai, menimbulkan keresahan bagi warga yang bergantung pada jembatan tersebut sebagai akses utama.
Rehabilitasi jembatan gantung menelan anggaran lebih dari Rp598 juta ini disebut bersumber dari APBD provinsi Sumatera Utara dan menurut amatan masih terbengkalai dan tak ada tanda tanda kejelasan kapan akan rampung. Kondisi ini semakin memprihatinkan dan tidak bisa digunakan oleh warga untuk beraktivitas sehari-hari.
Salah seorang warga setempat, Amat Sirait (45), menyampaikan kekhawatirannya terhadap proyek yang tak kunjung selesai.
“Kami sudah sangat lama menunggu. Jembatan ini adalah akses utama warga untuk ke ladang, ke pasar, dan juga ke sekolah. Kalau terus dibiarkan seperti ini, kami takut akan ada lagi korban,” ujarnya, Selasa (11/2/25).
Senada dengan Ahmad, seorang ibu rumah tangga, Juliani Manurung, juga mengungkapkan ketakutannya. “Setiap hari kami harus melewati jembatan ini dengan perasaan was-was. Anak-anak kami juga harus berhati-hati saat melintas karena banyak bagian jembatan yang belum selesai dan berbahaya,” katanya.
Sebelumnya, keterlambatan proyek ini telah mengakibatkan kecelakaan tragis. Seorang warga bernama Sahrum Sinurat (34), warga Dusun VI Kampung Lumban Baringin, Desa Huta Padang, tewas setelah terjatuh dari jembatan yang memiliki kedalaman jurang sekitar 80 meter. Peristiwa nahas itu terjadi pada Selasa (7/1/25) lalu.
Menurut saksi mata, korban yang hendak melintas di atas jembatan yang belum selesai itu kehilangan keseimbangan dan jatuh ke jurang. Korban mengalami patah tulang di sekujur tubuh akibat benturan keras dengan bebatuan di dasar jurang.
Keterlambatan proyek ini semakin meningkatkan tekanan kepada pihak pemerintah daerah dan kontraktor pelaksana. Warga mendesak agar pemerintah turun tangan untuk memastikan proyek ini segera diselesaikan sebelum jatuhnya korban berikutnya. (perdana/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Irian Buka Loker, Warga Berharap Utamakan Putra-putri Setempat![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=256&q=75)